Liputan6.com, Neuilly-sur-Seine - Kenzo Takada meninggal dunia. Pencang busana ikonik Jepang-Prancis yang terkenal dengan desain bernuansa hutan dan estetika yang mencirikan kebebasan jiwanya, mengembuskan napas terakhir di usia 81 tahun.
Dalam sebuah pernyataan kepada media Prancis hari Minggu, 4 Oktober 2020, pihak keluarga mengatakan desainer Takada meninggal karena komplikasi COVID-19 di sebuah rumah sakit di Neuilly-sur-Seine, di dekat Paris.
Baca Juga
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (5/10/2020), seorang pejabat urusan hubungan masyarakat di Kenzo juga mengkonfirmasi kematiannya, tetapi tidak merinci penyebabnya.
Advertisement
Rumah mode Kenzo mengeluarkan pernyataan di Instagram.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Ini:
Sosok yang Disegani
Meskipun Kenzo Takada telah pensiun dari rumah mode itu sejak tahun 1999 untuk mengejar karier di bidang seni, ia dilaporkan tetap menjadi salah satu nama yang paling disegani di dunia adi busana Paris.
Sejak tahun 1993 merek Kenzo telah mejadi bagian dari perusahaan barang-barang mewah LVMH.
Desainer Kenzo saat ini, Felipe Oliveira Baptista, yang Rabu lalu 30 September mengungkapkan koleksi terbaru Kenzo untuk musim semi dan musim panas 2021, mengatakan bahwa Takada memiliki energi, kebaikan, talenta dan senyum yang selalu dapat ditularkan pada orang lain. "Semangat kekeluargaannya akan hidup selamanya," ujarnya.
Kenzo terkenal karena menggunakan warna-warni yang berani, motif yang saling bertabrakan, yang terinspirasi dari perjalanannya ke seluruh dunia.
Kenzo Takada dilahirkan pada 27 Februari 1939 di Himeji, di Perfektur Hyogo, Jepang, dari keluarga yang menekuni bisnis perhotelan. Namun, setelah membaca majalah mode adik perempuannya, ia jatuh cinta pada dunia mode.
Kenzo Takada belajar di Bunka College of Fashion di Tokyo dan sempat bekerja di Jepang sebelum pindah ke Paris pada tahun 1965 untuk menjadi desainer lepas.
Di Paris ia mengambil alih suatu butik pada tahun 1970-an yang semakin membulatkan desainnya yang mengutamakan estetika pakaian siap jadi di masa depan. Ia terinspirasi dari desain hutan karya pelukis Henri Rousseau, yang kemudian digabungkannya dengan gaya Asia. Hal ini mempengaruhi karya-karya selanjutnya.
Advertisement