Sukses

Update 5 Oktober: Total 1.555 WNI Positif COVID-19 di Luar Negeri

Update WNI yang terkena COVID-19 di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri melaporkan tak ada penambahan kasus COVID-19 bagi WNI di luar negeri. Total kasus di luar negeri adalah 1.555.

Kabar baiknya, ada tambahan 5 WNI di Kuwait yang sembuh dari COVID-19. Dengan ini sudah ada 121 WNI yang sembuh di Kuwait. 

Secara global, ada 1.139 WNI yang sudah sembuh dari virus ini di berbagai negara.

"Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 1.555: 1.139 sembuh, 122 meninggal, dan 294 dalam perawatan," tulis akun @Kemlu_RI, Senin (5/10/2020).

Kasus WNI yang terkena COVID-19 paling banyak ada di Arab Saudi dengan 211 kasus. Sbeanyak 55 WNI sudah sembuh, 72 meninggal, dan 84 masih dirawat.

Kasus di Timur Tengah cenderung lebih tinggi ketimbang di Eropa. Jumlah kasus WNI yang terkena COVID-19 di negara-negara Eropa tidak ada yang menebus 30 kasus. Paling banyak berada di Rusia dengan 22 kasus, namun 20 sudah sembuh.

Berikut petanya:

Semua WNI yang berada di Taiwan sudah dinyaakan sembuh dari COVID-19. Begitu juga WNI di Vatikan, Mesir, Australia, Finlandia, Suriname, Irlandia, Italia, dan India.

Kasus di Amerika berjumlah 104 orang dengan 78 sudah sembuh, 19 meninggal, dan 7 masih dirawat.

Sementara, kasus WNI yang terkena COVID-19 di Malaysia dan Singapura masing-masing mencapai 168 WNI dan 57 WNI. Mayoritas WNI di Singapura sudah dinyatakan sembuh.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deretan Obat Covid-19 Racikan BUMN yang Siap Edar di Pasaran

Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi sudah mampu memproduksi obat untuk pasien yang positif virus Covid-19. Produk-produk ini sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

PT Kimia Farma (Persero) telah memproduksi Favipiravir. Obat jenis ini dapat dipergunakan untuk terapi bagi pasien Covid–19.

“Untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi Covid–19. Sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma dan merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh BUMN,” ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam keterangan resmi, Senin (5/10/2020).

Produk ini telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dari BPOM, serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi pemerintah.

Selain Favipiravir, Kimia Farma, dan anak usahanya, PT Phapros, Tbk, telah berhasil memproduksi beberapa obat untuk penanganan Covid-19. Antara lain, Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, Favipiravir, Dexamethasone dan Methylprednisolone.

Sementara itu, anggota Holding BUMN Farmasi lainnya, PT Indofarma Tbk, siap memasarkan obat anti- Corona Remdesivir dengan nama dagang DesremTM. Obat ini diproduksi Mylan Laboratories Limited, atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

"Produk yang akan kami pasarkan dalam waktu dekat adalah DesremTM Remdesivir Inj 100mg, yang telah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui oleh BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 September 2020,” kata Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto.

DesremTM Remdesivir Inj 100mg akan mulai dipasarkan pekan depan. Produk ini merupakan obat yang digunakan untuk penggunaan pada pasien rawat inap Covid-19 dalam kondisi sedang hingga berat.

“Ketersediaan stok untuk bulan ini, sudah ada sebanyak +/- 400.000 vial dengan harga yang tentunya terjangkau oleh masyarakat", ungkap Arief.

Produk penanganan Covid-19 lainnya adalah Oseltamivir 75 gr Caps. Produk ini telah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri senilai 40.06 persen, dan telah diproduksi sendiri oleh PT Indofarma, Tbk, dengan kapasitas produksi sebesar 4,9 juta kapsul per bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.