Sukses

Bicara pada WHO, China Ingin Vaksin Buatannya Digunakan Masyarakat Dunia

Pihak WHO mengatakan pada konferensi pers yang dilakukan secara online bahwa China telah mengadakan diskusi awal dengan WHO.

Liputan6.com, Jakarta - China sedang dalam pembicaraan agar vaksin COVID-19 yang diproduksi secara lokal dinilai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai langkah agar ketersediaannya bisa digunakan oleh warga internasional, kata seorang pejabat WHO.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (7/10/2020), ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lain yang dianggap berisiko tinggi terpapar COVID-19 di China telah diberi vaksin yang dikembangkan secara lokal meskipun uji klinis belum sepenuhnya selesai, yang meningkatkan kekhawatiran keamanan di antara para ahli.

Socorro Escalate, koordinator WHO untuk obat-obatan esensial dan teknologi kesehatan di kawasan Pasifik Barat, mengatakan pada konferensi pers yang dilakukan secara online bahwa China telah mengadakan diskusi awal dengan WHO untuk memasukkan vaksinnya ke dalam daftar untuk penggunaan darurat.

Prosedur pencatatan penggunaan secara darurat dari WHO memungkinkan penilaian terhadap vaksin dan perawatan yang tidak berlisensi guna mempercepat ketersediaannya dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Ini membantu negara-negara anggota WHO dan badan pengadaan PBB untuk menentukan penerimaan vaksin.

"Secara potensial melalui daftar penggunaan darurat ini, kualitas dan keamanan vaksin serta kemanjuran dapat dinilai. Kemudian ini dapat disediakan untuk pemegang lisensi kami," kata Escalante.

China memiliki setidaknya empat vaksin eksperimental dalam tahap akhir uji klinis -- dua dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, dan dua sisanya masing-masing dari Sinovac Biotech dan CanSino Biologics.

Simak video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sejumlah Negara Uji Vaksin COVID-19 Buatan China

Vaksin buatan China sejauh ini diuji di negara-negara seperti Pakistan, Indonesia, Brasil, Rusia, dan Uni Emirat Arab.

Bulan lalu, Uni Emirat Arab mengesahkan penggunaan darurat vaksin CNBG, izin darurat internasional pertama untuk salah satu vaksin China, hanya enam minggu setelah uji coba pada manusia dimulai di negara Teluk Arab.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bulan lalu bahwa dia akan memprioritaskan China dan Rusia dalam belanja global negaranya untuk vaksin.