Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan negosiasi stimulus uang bagi masyarakat sebesar US$ 1.200 atau Rp 17,6 juta. Lobi-lobi stimulus ini mandek di DPR hingga akhirnya Donald Trump menyetopnya.
Rencana stimulus macet di DPR karena perbedaan anggaran yang disodorkan pemerintah dan oposisi (Partai Demokrat). Anggaran dari Demokrat lebih tinggi yakni di atas US$ 2 triliun, sementara pemerintah melalui Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengajukan US$ 1,6 triliun.
Dana 1,6 triliun itu termasuk untuk menunjang testing dan tracing, serta dana bantuan untuk negara bagian dan pengangguran, namun dana bantuannya lebih sedikit dari yang Demokrat minta.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Donald Trump mengklaim anggaran dari Partai Demokrat banyak yang mengalir ke daerah-daerah Demokrat dan tak terkait COVID-19. Akhirnya, Trump meminta Partai Republik untuk stop negosiasi hingga usai pemilu.
Beberapa jam kemudian, Donald Trump kembali membuka negosiasi dengan Ketua DPR Nancy Pelosi. Kali ini, ia ingin anggaran hanya fokus untuk bantuan US$ 1.200 saja, tanpa embel-embel program lain.
Donald Trump berkata siap langsung meneken stimulus tersebut.
"Jika saya mengirimkan RUU Cek Stimulus ($ 1.200) yang Berdiri Sendiri, hasilnya akan langsung ke rakyat hebat kita SECEPATNYA. Saya siap menandatanganinya sekarang. Apa kamu mendengarkan Nancy?" ujar Donald Trump via Twitter, Rabu (7/10/2020).
Nancy Pelosi sempat mengkritik Donald Trump ketika menghentikan negosiasi, tetapi kini ia belum merespons terkait tawaran baru ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bursa Saham AS Anjlok Usai Donald Trump Batalkan Negosiasi Stimulus Ekonomi
Saham berjangka AS bergerak lebih rendah dalam perdagangan semalam pada hari Selasa setelah Presiden Donald Trump membatalkan pembicaraan stimulus hingga setelah pemilihan November.
Dikutip dari CNBC, Rabu (7/10/2020), indeks saham Dow berjangka turun 60 poin. S&P 500 futures dan Nasdaq 100 futures masing-masing turun 0,28 persen dan 0,2 persen.
Dalam perdagangan reguler pada hari Selasa, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 375 poin setelah Trump men-tweet Gedung Putih menghentikan pembicaraan dengan Demokrat tentang kesepakatan stimulus virus corona kedua. Di awal sesi, saham-saham menguat dengan harapan akan ada paket bantuan kedua untuk menopang pasar saat wabah virus korona merebak.
"Saya telah menginstruksikan perwakilan saya untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan, segera setelah saya menang, kami akan mengesahkan RUU Stimulus utama yang berfokus pada pekerja keras Amerika dan Bisnis Kecil," kata Trump dalam tweet pada hari Selasa.
Indeks saham S&P 500 kehilangan 1,4 persen dan Nasdaq Composite turun 1,57 persen pada hari Selasa.
“Ini sangat mengganggu,” Tom Block, ahli strategi kebijakan Washington di Fundstrat, mengatakan kepada CNBC. “Tidak boleh ada presiden. Pandangan saya adalah ini negatif untuk pasar," tambahnya
Beberapa orang di Wall Street berspekulasi bahwa langkah Trump hanyalah taktik negosiasi, sementara yang lain berhipotesis bahwa presiden benar-benar tidak berpikir tentang ekonomi yang membutuhkan US$ 2 triliun lagi untuk pengeluaran fiskal.
Advertisement