Sukses

Temui Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Bakal Buktikan Klaim Didukung Mayoritas Parlemen

Anwar Ibrahim akan menemui Raja Malaysia untuk membuktikan bahwa ia sungguh meraih suara mayoritas parlemen.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan akan bertemu dengan Raja Malaysia pada 13 Oktober untuk membuktikan klaimnya telah meraih suara mayoritas parlemen. Anwar akan mengambil alih jabatan Perdana Menteri Malaysia dari Muhyiddin Yassin.

Mengutip laman Channel News Asia, Jumat (9/10/2020), Anwar mengaku Raja Sultan Abdullah telah setuju untuk memberinya audiensi, di mana dia akan menyajikan dokumentasi "dari mayoritas yang kuat dan meyakinkan" dari anggota parlemen yang mendukung klaimnya atas jabatan perdana menteri.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia karena telah mengizinkan saya bertemu pada Selasa, 13 Oktober 2020, Insya Allah," kata Anwar dalam sebuah pernyataan.

Dua minggu lalu, Anwar menyatakan dia telah mengumpulkan suara mayoritas yang "hebat" di antara anggota parlemen federal untuk menggulingkan Muhyiddin Yassin, yang memicu drama politik baru di Malaysia. 

Anwar mengklaim telah meminta dukungan dari hampir dua pertiga dari 222 anggota parlemen, tanpa memberikan jumlah sebenarnya atau mengungkapkan siapa yang telah berjanji mendukung.

Istana negara dan kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang audiensi kerajaan dengan Anwar ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Gejolak Politik Malaysia

Perubahan terbaru dalam perebutan kekuasaan Malaysia yang berlarut-larut terjadi setelah pandemi Virus Corona COVID-19, hingga membuat ekonomi negara yang didorong ekspor itu mencatat kontraksi pertamanya pada kuartal kedua sejak krisis keuangan global 2009.

Muhyiddin, sebelumnya menolak klaim Anwar sebagai "tuduhan belaka" dan mengatakan kepadanya untuk membuktikan suara mayoritas melalui proses konstitusional.

Muhyiddin berkuasa sejak Maret setelah mengamankan mayoritas dengan dukungan Organisasi Nasional Melayu Bersatu, yang dikalahkan dalam pemilu 2018.

Lawannya menuduhnya merebut kekuasaan dengan menggeser aliansi alih-alih mendapatkannya di kotak suara.

Menurut hukum Malaysia, Raja memainkan peran yang sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia tetapi dia dapat menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen. Dia juga bisa membubarkan parlemen dan memicu pemilihan atas saran perdana menteri.