Liputan6.com, Sydney- Tasmanian devil, telah kembali ke daratan Australia untuk pertama kalinya dalam sekitar 3.000 tahun.
Liz Gabriel, Direktur kelompok konservasi Aussie Ark, mendapat kesempatan untuk memimpin langkah pelepasan satwa tersebut ke alam liar, dengan kemitraan dengan kelompok konservasi lainnya.
Melihat hewan-hewan itu dilepaskan ke alam liar - adalah momen yang sangat emosional," ungkap Gabriel, seperti dikutip dari Associated Press, Senin (12/10/2020).
Advertisement
Usai dibebaskan dari kandangnya di suaka margasatwa Barrington Tops, New South Wales, sekitar 190 kilometer utara Sydney, 11 ekor Tasmanian Devil akhirnya dapat menjelajahi rumah baru mereka.Â
Tasmanian devil, pernah disebut Sarcophilus satanicus atau "Setan pecinta daging". Satwa tersebut sebelumnya pernah mengalami kepunahan di daratan Australia sebelum kedatangan orang Eropa.Â
Menurut ahli ekologi dari University of Tasmanian, Menna Jones, para ilmuan mempercayai bahwa hewan itu punah karena adanya lonjakan populasi manusia, dan musim kemarau yang menghancurkan yang disebabkan oleh El Nino.Â
"Saya pikir salah satu dari tiga faktor itu saja mungkin tidak akan menyebabkan kepunahan - tetapi ketiganya bersama-sama kemungkinan besar menyebabkan Tasmanian Devil punah di daratan," terang Jones.Â
Sejak 1941, Tasmanian Devil telah dilindungi di Australia, dan para konservasionis telah bekerja untuk meningkatkan populasi mereka selama bertahun-tahun.Â
Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa pentingnya memperhatikan mereka yang sebagai pemangsa utama yang dapat menekan spesies invasif - seperti rubah dan kucing liar - dan pada gilirannya melindungi spesies dan keanekaragaman hayati yang lebih kecil.
Pada tahun 1990, salah pukulan terbesar bagi upaya konservasi terjadi ketika kanker menular yang disebut penyakit tumor wajah setan - yang menular di antara Tasmanian Devil melalui gigitan mereka saat kawin dan menyebabkan tumor besar yang mencegah mereka tidak makan.
Fenomena tersebut pun kemudian mengakibatkan berkurangnya populasi Tasmanian Devil dari sekitar 140.000 menjadi hanya 20.000 ekor.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pertimbangan Pengendalian Populasi Kucing dan Rubah Liar
Maka dari itu, Gabriel mengatakan bahwa Aussie Ark berupaya agar tasmanian devil bisa tinggal di daerah non-lindung di daratan utama Australia, dengan harapan mereka dapat berkontribusi untuk mengendalikan populasi kucing dan rubah liar.
Namun, beberapa ahli mempertanyakan apakah langkah tersebut akan menghasilkan tingkat dampak yang diharapkan.
"Ada argumen bahwa dengan menempatkan tasmanian devil ke dalam situasi di mana Anda menghentikan pemakan bangkai karnivora lainnya, bisa membuat hewan seperti kucing dan rubah, memulai perburuan. Anda sebenarnya bisa membuat masalah konservasi di tempat yang sebelumnya tidak ada," terang Nick Mooney, konservasionis Australia yang telah bekerja mengamatin tasmanian devil selama sekitar 40 tahun.
Selain itu, adapun masalah reputasi terkait satwa tersebut. Meskipun cenderung memakan mamalia kecil, tasmanian devil juga diketahui memakan bangkai sapi dan domba, yang berpotensi mengganggu pekerjaan peternak.
"Saat Anda melakukan intervensi besar seperti ini, perlu ada dukungan dari masyarakat, terutama mereka yang terkena dampak" kata Jones.
Masih "Perlu adanya konsultasi," tambahnya.Â
Tasmanian devil yang dilepaskan per tahun 2020 yang diharapkan akan dilepaskan di tahun-tahun mendatang belum dapat pergi ke alam liar.
Sebaliknya mereka akan menerima makanan tambahan dan dipantau oleh kamera jarak jauh, dengan beberapa ekor yang ditandai dengan pelacak GPS untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana mereka menyesuaikan diri di lingkungan baru, menurut Gabriel.
"Kami memimpikan lebih banyak tempat perlindungan dengan tasmanian devil di dalamnya dan benar-benar meningkatkan jumlah spesies untuk melindungi mereka, tetapi juga hewan di lingkungan sekitar mereka," imbuhnya, dan apa yang mereka upayakan saat ini pun baru permulaan.
Advertisement