Liputan6.com, Riyadh - Geolog dari Arab Saudi mencari 'harta karun' berupa cadangan mineral yang diperkirakan mencapai US$ 1,3 triliun (Rp 19 triliun). Survei untuk mencari mineral akan dilakukan dalam enam tahun ke depan.
Dilaporkan Arab News, Jumat (16/10/2020), rencana survei ini diatur oleh Saudi Geologial Survey yang akan memeriksa 600 ribu kilometer persegi di wilayah Arabian Shield yang berada di sisi barat Arab Saudi.
Advertisement
Baca Juga
Arab Saudi menyiapkan anggaran 2 miliar riyal (Rp 7,8 triliun) untuk program survei ini. Program ini disebut Regional Geological Survey Program (RGP).
Arab Saudi akan menggandeng pakar global untuk mencari potensi mineral di negara mereka. Program ini juga dapat membantu melatih pelatihan geolog muda.
"Dengan bantuan pakar-pakar global dan kemampuan kita yang bertambah, kita bisa membuka potensi mineral negara kita, dan melatih geolog lokal dan internasional," ujar Direktur RGP Wadee Kashghari.
Mitra-mitra dari program pencarian mineral ini berasal dari Finlandia, China, Inggris, dan Afrika Selatan.
Kashghari berkata program ini akan diuntungkan oleh lanskap Saudi yang tak banyak tertutup pepohonan.
Strategi pertambangan ini merupakan bagian kunci dari Saudi Vision 2030 yang merupakan program ekonomi dari Pangeran Muhammad in Salman (MbS).
Saudi Vision 2030 bercita-cita agar Arab Saudi tidak lagi ketergantungan pada minyak. Sektor investasi, teknologi, dan pariwisata turut menjadi bagian dari program ini, serta sektor kesehatan dan pendidikan.
(US$ 1 = Rp 14.729)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Arab Saudi Gelar KTT G20 Secara Virtual pada November
Arab Saudi mengumumkan bahwa KTT G20 akan digelar secara virtual pada 21-22 November 2020.Â
Mulanya, pertemuan tatap muka direncanakan di Riyadh. Tetapi karena pandemi Virus Corona COVID-19, rencana tersebut diubah.Â
Fokus dari pertemuan yang akan dipimpin oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud tersebut adalah "melindungi kehidupan dan memulihkan pertumbuhan, dengan mengatasi kerentanan yang ditemukan selama pandemi dan dengan meletakkan dasar untuk masa depan yang lebih baik".
"G20 telah menyumbang lebih dari US$ 21 miliar untuk mendukung produksi, distribusi, dan akses ke diagnostik, terapeutik, dan vaksin," terang Arab Saudi dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Selasa 29 September 2020.
Selain itu, negara-negara G20 juga telah menyuntikkan 11 triliun dolar AS dalam upaya melindungi ekonomi global dari dampak pandemi Virus Corona COVID-19.Â
Tak hanya itu, negara-negara G20 juga telah meluncurkan inisiatif penangguhan hutang untuk negara-negara berkembang "agar mereka dapat mengalihkan anggaran sebanyak US$14 miliar yang jatuh tempo tahun ini dan menggunakan jumlah tersebut sebagai gantinya untuk membiayai sistem kesehatan dan program sosial mereka," jelas pernyataan itu.Â
Advertisement