Sukses

Indonesia dan Imperial College London Sepakati Kerja Sama Pengembangan Vaksin COVID-19

Indonesia dan Imperial College London (ICL) telah sepakati kerja sama pengembangan vaksin COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta- Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengungkap rencana ambisius yang telah disepakati Indonesia dan Imperial College London (ICL) dalam kerja sama mengatasi Virus Corona COVID-19.

Berdasarkan rangking internasional QS, Imperial College London merupakan satu dari 10 universitas teratas di dunia.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam kunjungannya ke kampus Imperial di London pekan lalu, dan para pemimpin dari Imperial membahas kerja sama masa depan dalam penelitian dan pengembangan platform vaksin RNA yang bersifat self-amplifying (memperkuat diri), kata Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam rilisnya pada Senin (19/10/2020).

Eksplorasi koloborasi dalam mengembangkan vaksin COVID-19 serta memperkuat kerja sama pendidikan dilakukan dalam dalam proyek ini.

Delegasi Indonesia disambut oleh Dekan Imperial, Ian Walmsley, yang juga memberikan ringkasan tentang aktivitas kampus dalam mengatasi COVID-19.

Selain itu, delegasi Indonesia pun juga menghadiri pertemuan dengan para peneliti terdepan dari tim vaksin Imperial, Robin Shattock dan berdiskusi tentang pendekatan inovasi vaksin.

"Indonesia dan Imperial tengah mendiskusikan kemungkinan untuk melakukan uji klinis fase 3 dari vaksin RNA self-amplifying di Indonesia. Vaksin self-amplifying RNA penting karena memungkinkan pengembangan unit manufaktur modular atau 'pop-up' yang dapat memastikan akses cepat ke vaksin di mana pun di dunia," ungkap Menlu Retno Marsudi.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Sambutan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan sambutannya dalam kerja sama tersebut.

"Saya senang bahwa kerja sama yang erat antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris Raya dalam bidang kesehatan, penelitian, dan inovasi telah membuka jalan untuk pengumuman hari ini. Inggris dan Indonesia telah memperjelas suatu fakta penting - bahwa tidak ada seorangpun yang aman sampai semua orang terhindar dari COVID-19, oleh karena itu vaksin harus dapat diakses dan terjangkau untuk semua negara," kata Dubes Owen Jenkins.

Selanjutnya, Dubes Owen Jenkins menyampaikan, "Saya senang melihat upaya Indonesia bekerja sama dengan para ilmuwan terkemuka dunia dari Imperial College London untuk menjadi tuan rumah uji klinis – ini adalah sebuah jasa yang tak ternilai harganya bagi seluruh dunia.

Dubes Owen Jenkins juga menyembutkan, bahwa kerja sama ini dibangun di atas hubungan yang (sudah) kuat antara peneliti Indonesia dan Inggris, melalui program seperti Newton Fund. Bersama kita bisa – dan (saat ini) sedang – menciptakan sebuah kemajuan.

Menurut Kedubes Inggris, untuk mendistribusikan vaksin COVID-19, tim vaksin Imperial telah membentuk perusahaan sosial VacEquity Global Health (VGH) dengan misi mengembangkan vaksin dengan cepat untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 dan mendistribusikannya seluas mungkin di Inggris dan luar negeri, termasuk ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

3 dari 4 halaman

Kerja Keras dalam 6 Bulan Terakhir

"Kami bertekad untuk membagikan vaksin COVID-19 kami ke seluruh dunia, dan Profesor Shattock dan timnya di Imperial telah bekerja tanpa lelah selama enam bulan terakhir untuk mengembangkan kandidat vaksin yang sangat menjanjikan. Kami berharap dapat mengembangkan kolaborasi dengan Indonesia seiring dengan pengembangan vaksin lebih lanjut," kata Profesor Maggie Dallman, Wakil Presiden (Internasional) di ICL.

Sementara itu, Profesor Robin Shattock menyampaikan "Segera setelah Badan Pengawas Kesehatan untuk COVID-19 menyatakan bahwa vaksin ini terbukti aman dan efektif, platform teknologi vaksin saRNA ini akan memungkinkan kami menciptakan vaksin baru untuk melawan pandemi di masa depan dalam 8 minggu - sebuah langkah yang saat ini memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Menurut Prof. Robin Shattock, langkah ini akan memudahkan sistem perawatan kesehatan dan pemerintah untuk merespon pandemi yang muncul secara cepat - melindungi kehidupan dan menyelamatkan ekonomi.

Profesor Shattock mengatakan kepada Parlemen Eropa pada September 2020, bahwa para relawan manusia tampaknya 'merespon dengan baik' terhadap vaksin tersebut. 

Percobaan vaksin berskala besar terhadap 20.000 orang juga direncanakan untuk diluncurkan pada akhir 2020, kata Prof. Shattock.

Selain itu, jika uji coba terus menunjukkan hasil yang menjanjikan, Profesor Shattock mengungkapkan bahwa uji coba internasional akan dimulai pada akhir 2020 dengan potensi vaksin dapat disetujui pada pertengahan 2021.

Sebelumnya, pada Juni 2020, Indonesia dan Inggris telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Kesehatan untuk berbagi pengetahuan dan keahlian di bidang kesehatan.

"Pandemi global ini telah menyoroti pentingnya negara-negara bersatu untuk mengatasi tantangan kesehatan terbesar di dunia, baik sekarang maupun di masa depan," kata  Lord Bethell, Parliament Under Secretary of State di Departemen Kesehatan dan Keamanan Sosial Inggris, saat penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut. 

4 dari 4 halaman

Infografis: Perjalanan Wabah dan Vaksinnya