Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga rencananya akan terbang ke Indonesia dari Vietnam. Pertemuan bilateral akan langsung dilaksanakan dengan Presiden Jokowi.
Isu yang dibahas diprediksi terkait geopolitik hingga infrastruktur.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu sudah berkomunikasi terkait kunjungan ini. Keduanya berbicara selama 30 menit.
Advertisement
Baca Juga
Pembicaraan tersebut diadakan pada Senin 19 Oktober 2020 kemarin. Komunikasi itu adalah yang pertama antara kedua menlu sejak Maret 2020.
"Menteri Luar Negeri Motegi mengharapkan agar lawatan Perdana Menteri ini akan bermakna sehingga hubungan bilateral yang merupakan mitra strategis akan semakin kokoh," tulis pernyataan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Selasa (20/10/2020).
"Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Retno mengadakan bahwa Presiden Joko Widodo menyambut baik kunjungan Perdana Menteri Suga di Indonesia dan menantikan pertemuan bilateral yang direncanakan besok (Selasa 20 Oktober)."
Tema kunjungan PM Suga ke Vietnam dan Indonesia adalah mewujudkan adanya kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka.
Pada kunjungan ke Vietnam, PM Jepang turut ingin menjadikan Vietnam sebagai lokasi alternatif untuk membuka pabrik ketimbang China. Pertemuan Suga dan Jokowi diprediksi akan turut membahas infrastruktur seperti transportasi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jepang dan Vietnam Sepakat Jalin Aliansi Terkait Laut China Selatan
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga membahas isu Laut China Selatan dalam kunjungannya di Vietnam. PM Suga dan PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc berjanji mempererat kerja sama regional.
Dilansir Kyodo, Senin 19 Oktober 2020, PM Suga melihat Vietnam sebagai cornerstone untuk mewujudkan "kawasan Indo-Pasifik yang damai dan terbuka." Vietnam merupakan salah satu negara yang bersengketa dengan China terkait laut tersebut.
Kunjungan PM Suga ke Vietnam seiring dengan tindakan China yang makin asertif di Laut China Selatan.
PM Suga berjanji bahwa Jepang akan berkontribusi pada "perdamaian dan kesejahteraan di kawasan."
Pada kunjungan ini, Jepang siap mengekspor peralatan dan teknologi pertahanan ke Vietnam, termasuk pesawat patroli dan radar. Peralatan itu berguna untuk menunjang kapabilitas pengintaian Vietnam.
Isu lain yang dibahas adalah implementasi "jalur bisnis" pada penerbangan. Tujuannya agar memudahkan pekerja terampil untuk bisa travel tanpa karantina 14 hari dengan syarat tertentu.
PM Phuc juga mendukung program PM Suga terkait warga Jepang yang diculik Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an agar dapat pulang dengan aman.
Advertisement