Liputan6.com, Jakarta Virus Corona bermutasi menjadi lebih kuat di sejumlah negara. Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan pengembangan vaksin COVID-19 tidak terdampak oleh bagaimana virus itu bermutasi.
Tian Baoguo dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China mengatakan, negaranya sangat memperhatikan isu mutasi Virus Corona dan telah memfasilitasi lebih dari 30 institusi penelitian di seluruh wilayahnya untuk melaksanakan riset pelacakan yang relevan.
Menurut Tian, ada hampir 150.000 urutan genom Virus Corona baru di pusat data global, mencakup lebih dari 100 negara dan kawasan.
Advertisement
"Analisis terhadap 80.000 lebih urutan genom berkualitas tinggi mengindikasikan bahwa virus tersebut tidak menunjukkan banyak variasi, serta bahwa variasi itu masih dalam taraf normal dan tidak berdampak besar terhadap pengembangan vaksin," ungkap dia di Beijing, seperti dilansir Xinhua, Rabu (21/10/2020).
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Vaksin Menetralkan Virus Corona yang Sudah Bermutasi
Saat ini, desain antigen vaksin COVID-19 utamanya menyasar protein S dari virus tersebut, yang urutannya relatif stabil.
Selain itu, mutasi di lokasi-lokasi individual protein S yang sudah ada tidak berdampak besar terhadap struktur antigen dan imunogenisitas. Sejumlah tes terdahulu membuktikan bahwa vaksin-vaksin yang sedang diuji mampu secara efektif menetralkan virus yang sudah bermutasi, imbuhnya.
Tim penelitian ilmiah akan terus mengamati mutasi virus dan membuat penilaian yang tepat waktu guna memberikan peringatan dini dan referensi ilmiah bagi penelitian dan pengembangan vaksin, kata Tian.Â
Advertisement