Liputan6.com, Washington, D.C. - Kampanye calon presiden Amerika Serikat Joe Biden diterpa masalah skandal laptop putranya: Hunter Biden. Email-email Hunter Biden saat berkomunikasi dengan perusahaan Ukraina dan China bocor ke media.
Hunter Biden sempat bekerja di perusahaan gas Ukraina, Burisma, ketika ayahnya masih menjabat sebagai wakil presiden bagi Barack Obama. Hal itu memunculkan potensi konflik kepentingan terkait jabatan Joe Biden dan pekerjaan anaknya.
Advertisement
Baca Juga
Isi laptop itu disebarkan oleh New York Post. Salah satu email yang bocor menyebut Hunter Biden membantu pejabat Burisma agar bertemu ayahnya. Berdasarkan email yang bocor, pertemuan dengan Joe Biden terjadi meski tak dijelaskan secara detail.
Partai Demokrat menyebut bahwa laptop itu merupakan disinformasi dari Rusia, namun pandangan itu dibantah oleh Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe.
"Laptop Hunter Biden bukanlah bagian dari kampanye disinformasi Rusia," ujar Ratcliffe seperti dilansir New York Post, Rabu (21/10/2020).
Ratcliffe juga mengkritik anggota DPR dari Partai Demokrat, Adam Schiff, yang mengklaim skandal laptop itu adalah ulah Rusia.
"Biar saya perjelas: Komunitas Intelijen tidak percaya hal tersebut karena tak ada intelijen yang mendukungnya. Dan kami belum membagikan intelijen apapun dengan Adam Schiff, atau anggota Kongres lain," ujar John Ratcliffe.
Laptop milik putra Joe Biden bocor ke media setelah seorang tukang servis laptop di Delaware (daerah asal keluarga Biden) menyerahkan laptopnya ke FBI. Sebelum menyerahkannya, orang itu membuat salinan dan memberikannya ke kuasa hukum Presiden Donald Trump, yaitu Rudy Giuliani.
New York Post mendapatkan informasi itu dari Giuliani yang dulunya mantan wali kota New York.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Skandal Hunter Biden
Pilpres Amerika Serikat digelar kurang dari tiga pekan lagi dan kejutan terus bermunculan. The New York Times sempat membocorkan laporan pajak Presiden Donald Trump, kini giliran New York Post yang membocorkan dugaan kolusi dan video panas milik putra capres Joe Biden, yakni Hunter Biden.
Laporan tersebut membahas aktivitas Hunter Biden di perusahaan gas Burisma. Perusahaan itu bermarkas di Ukraina dan tersangkut kasus korupsi. Hunter Biden sempat bekerja di sana ketika ayahnya masih menjabat sebagai wakil presiden sehingga memunculkan isu konflik kepentingan.
Kontroversi Burisma sebetulnya bukan barang baru. Pada debat capres AS pertama, Donald Trump menyindir Hunter Biden yang mendapat gaji fantastis di dewan direksi Burisma, padahal Hunter Biden tak punya rekam jejak bekerja di perusahaan energi.
Bedanya, New York Post melaporkan bahwa Hunter Biden pernah mempertemukan pejabat Burisma ke ayahnya pada 2015. Padahal, selama ini Joe Biden mengaku tak mengurus pekerjaan anaknya di Burisma.
"Kepada Hunter, terima kasih telah mengundang saya ke DC dan memberikan kesempatan untuk bertemu ayahmu dan menghabiskan waktu bersama. Itu sungguh sebuah kehormatan dan menyenangkan," tulis email dari Vadym Pozharskyi, seperti dilansir New York Post, Kamis (15/10/2020).
Vadym Pozharskyi adalah eksekutif di Burisma. Putra Joe Biden bekerja di sana dari 2014-2019.
Advertisement
Pengaruh Joe Biden
Ada email lain dari Burisma yang berkata bahwa Hunter Biden bisa menggunakan "pengaruhnya" untuk perusahaan.
New York Post mendapat informasi itu dari MacBook Pro milik Hunter Biden yang sedang diservis dan sudah diserahkan ke FBI. Turut dilaporkan juga ada video panas Hunter Biden di laptop itu.
Ada juga foto Hunter Biden sedang mandi di bathtub sambil merokok sesuatu. Foto itu ditampilkan di situs New York Post.
Bloomberg melaporkan, belum ada bukti pertemuan antara eksekutif Burisma dan Joe Biden benar-benar terjadi. Juru bicara kampanye Joe Biden berkata telah membantah dan mengaku telah memeriksa jadwal Biden pada lima tahun lalu, dan tidak ada agenda pertemuan bersama Burisma.
Saat ini, Joe Biden sedang tidak berbicara kepada media. Ia baru akan muncul lagi pada debat final AS, Kamis 22 Oktober 2020.