Sukses

Sempat Mundur, Saad Hariri Kembali Jadi PM Lebanon untuk Keempat Kalinya

Presiden Lebanon menunjuk Saad Hariri untuk kembali menjabat Perdana Menteri dan membentuk kabinet baru.

Jakarta - Presiden Lebanon Michel Aoun kembali memberi mandat kepada Saad Hariri untuk membentuk kabinet baru.

Politikus kawakan berusia 50 tahun itu sudah pernah tiga kali menjabat Perdana Menteri Lebanon. Tahun lalu dia mengundurkan diri setelah tekanan gerakan protes yang menuntut reformasi.

Kini untuk keempat kalinya Hariri akan memimpin Lebanon, di masa-masa yang sangat sulit dan di tengah krisis mendalam, seperti mengutip DW, Jumat (23/10/2020). 

"Saya akan bekerja untuk membentuk pemerintahan dengan cepat karena waktu hampir habis," kata Saad Hariri dan menegaskan, ini adalah "kesempatan satu-satunya dan terakhir" bagi Lebanon untuk melakukan perombakan politik dan reformasi menyeluruh.

Saad Hariri mengatakan akan "membentuk kabinet yang terdiri dari para ahli nonpolitik dengan misi reformasi ekonomi, keuangan dan administrasi yang tertuang dalam peta jalan inisiatif Prancis."

Dia pun langsung melakukan konsultasi dengan berbagai fraksi di parlemen.

Lebanon berada di bawah tekanan internasional untuk membentuk kabinet darurat yang independen guna mengatasi penurunan ekonomi yang diperburuk oleh pandemi virus corona dan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus.

Insiden ledakan itu menyulut kemarahan warga dan menyebabkan pengunduran diri pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab, yang kemudian digantikan seorang diplomat yang relatif tidak dikenal, Mustapha Adib.

Namun tidak sampai sebulan, Adib juga menyerah dan meletakkan jabatan setelah mendapat penentangan dari beberapa partai utama di parlemen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Didukung Mayoritas Parlemen

Segera setelah Presiden Michel Aoun menunjuknya, Saad Hariri diambil sumpah untuk menjabat Perdana Menteri baru. Proses pembentukan kabinet biasanya berlangsung alot, karena tradisi pembagian kekuasaan antara blok-blok politik untuk menjaga keseimbangan antara berbagai komunitas politik dan agama.

Setelah pemilihan parlemen tahun 2018, Saad Hariri sendiri membutuhkan waktu delapan bulan untuk menyelesaikan susunan kabinetnya yang terakhir.

Pencalonannya hari Kamis didukung oleh 65 anggota parlemen, sementara 53 memberi suara abstain. Saad Hariri terutama didukung oleh fraksi Sunni, Gerakan Amal. Fraksi Hizbullah yang berpengaruh tidak mengajukan calon yang bisa diterima oleh Presiden Lebanon, dan memberi suara abstain.

Saad Hariri adalah putra mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri, yang terbunuh pada Februari 2005 dalam peledakan bom terhadap konvoi kendaraannya di pusat kota Beirut.