Liputan6.com, Melbourne - Ratusan demonstran di kota Melbourne, Victoria, turun ke jalan menuntut supaya lockdown COVID-19 berakhir. Polisi memakai semprotan merica untuk menghalau pendemo.
Dilaporkan ABC Australia, Jumat (23/10/2020), jumlah demonstran diperkirakan antara 200 sampai 300 orang. Massa aksi berkumpul di Shrine of Remembrance.
Advertisement
Baca Juga
Aksi tersebut adalah salah satu aksi demo dengan massa dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa peserta demo lockdown tidak mengenakan masker dengan benar dan ada yang tak bermasker.
Pendemo membawa slogan berbunyi "media adalah virusnya", "COVID-19 adalah scam', dan "bangunlah warga Aussie." Beberapa memakai kaos "biarkan Victoria bekerja."
Demonstrasi ini memprotes kebijakan Premier Victoria, Daniel Andrews, yang cukup tegas melawan COVID-19. Kota Melbourne sedang lockdown sejak Juli 2020.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Polisi Diserang
Beberapa pendemo tampak tidak mengenakan masker. Ada juga yang menyerang polisi dengan tiang bendera.Â
Polisi mengepung pendemo dengan formasi lingkaran. Pasukan polisi berkuda juga membuat lingkaran mengeliingi pendemo.
Shrine of Remembrance adalah tempat istimewa untuk mengenang pahlawan perang Australia. Polisi berkata pendemo bisa kena sanksi karena perbuatan mereka di lokasi tersebut.
Lockdown di Melbourne sudah dilonggarkan, tetapi warga tak boleh pergi lebih dari 25 kilometer dari rumah mereka. Para warga juga tak diperkenankan menerima tamu, kecuali dengan izin.
Mereka juga didenda jika melakukan kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. Aturan memakai masker dan social distance juga digencarkan.
Advertisement
Premier Victoria Kritik Pendemo
Premier Andrews mengingatkan bahwa demonstrasi di tengah pandemi COVID-19 tidaklah aman. Ia berkata tindakan itu egois.
Ia mengingatkan bahwa protes justru tidak membantu situasi.
"Kita ingin membuka lokasi itu dan membuat pengumuman pada hari Minggu, dan jika orang-orang protes, hal itu tidaklah membantu," ujarnya.
Premier Andrews juga berkata lokasi Shrine bukanlah untuk demo, melainkan untuk memberi penghormatan.
Infografis COVID-19
Advertisement