Sukses

Jerman Tegaskan Tolak Keberpihakan dalam Konflik Armenia Vs Azerbaijan

Jerman menegaskan pihaknya tidak akan mengambil keberpihakan dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang melibatkan Azerbaijan dan Armenia.

Liputan6.com, Jakarta- Jerman menolak seruan dari Armenia dan Azerbaijan untuk mengambil pihak dalam konflik Nagorno-Karabakh.

Dalam tanggapannya, Jerman pun mendesak kedua pihak untuk kembali ke meja perundingan.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Jerman menyampaikan "Pemerintah Jerman kembali menegaskan kepada Armenia dan Azerbaijan untuk menghormati kesepakatan yang dicapai pada 10 dan 17 Oktober 2020, mengenai gencatan senjata kemanusiaan antara kedua negara, untuk segera mengakhiri semua permusuhan dan untuk menghindari bertambahnya korban jiwa dengan segala cara."

"Armenia dan Azerbaijan telah berkomitmen untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan," tambah pernyataan itu, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Sabtu (24/10/2020).  

Pernyataan tersebut melanjutkan bahwa untuk saat ini, penting bagi kedua negara untuk segera melanjutkan upaya dalam menemukan penyelesaian konflik yang damai. 

"Kini penting bagi Armenia dan Azerbaijan untuk segera melanjutkan upaya-upaya untuk menemukan penyelesaian konflik yang damai dan bertahan lama, berdasarkan prinsip-prinsip dasar penyelesaian konflik," jelas pernyataan tersebut.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Permintaan dari Armenia dan Azerbaijan

Sementara itu, Duta Besar Armenia untuk Jerman Ashot Smbatyan menyatakan kepada Deutsche Welle, "Penting bagi Jerman untuk mengecam agresi Azerbaijan dan menggambarkan peran Turki sebagai hal yang sangat negatif."

Ketika berbicara dalam acara DW's Conflict Zone, Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan menuding Azerbaijan telah melakukan segala upaya untuk mengisolasi Nagorno-Karabakh selama 30 tahun.

"Selama 30 tahun, Azerbaijan telah melakukan segala upaya untuk mengisolasi Nagorno-Karabakh," sebut Menlu Zohrab Mnatsakanyan. 

Adapun Duta Besar Azerbaijan untuk Jerman Ramin Hasanov yang meminta Berlin untuk mengecam "pendudukan" Armenia di Nagorno-Karabakh.

"Jerman harus mengirimkan sinyal penting bahwa pendudukan harus diakhiri," ujar Dubes Ramin Hasanov.

"Karena Jerman berpihak pada hukum internasional, kami menghimbau agar norma dan prinsip yang diakui secara internasional dilindungi," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Jerman Tegaskan Dukungannya Kepada OSCE Minsk Group

Selain itu, Jerman juga kembali menegaskan dukungannya kepada OSCE Minsk Group yang dibentuk sebagai upaya dalam menemukan solusi konflik.

Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan, "Sebagai anggota OSCE Minsk Group, Jerman menegaskan kembali dukungannya kepada Ketua Bersama kelompok ini dengan upayanya untuk menemukan solusi yang dinegosiasikan".

Namun di sisi lain, Dubes Azerbaijan Ramin Hasanov mengkritik perkembangan terbaru dalam proses Minsk. 

Ia menyebutkan, "Tidak masuk akal untuk hanya menyerukan gencatan senjata. Itu tidak efektif saat ini," seraya menjelaskan bahwa telah adanya gencatan senjata selama bertahun-tahun, tetapi masih "Harus ada langkah lebih lanjut".

Diketahui bahwa konflik Nagorno-Karabakh telah menewaskan puluhan orang sejak meletus pada akhir September 2020.

Kanselir Jerman, Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, yang terakhir mengunjunginya di Berlin pada Februari 2020, hingga tiga kali pertemuan.

Tidak sampai disitu, Merkel juga telah berbicara dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait konflik tersebut.

Saat ini, diperkirakan terdapat 80.000 hingga 100.000 orang keturunan Armenia yang tinggal di Jerman. 

Sementara Duta Besar Ramin Hasanov memperkirakan jumlah orang Azerbaijan di Jerman sekitar 50.000.