Liputan6.com, Jakarta- Pembunuhan seorang guru sejarah, Samuel Paty oleh remaja berusia 18 tahun menuai kecaman di Prancis. Sebelum insiden yang terjadi pada 16 Oktober 2020 itu, Paty diketahui telah menjadi subjek kampanye kebencian secara online setelah membahas kartun Nabi Muhammad SAW di kelasnya.Â
Polisi menahan sejumlah pelajar sekolah yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan terhadap Paty, dan orangtua salah satu murid yang diduga melakukan kampanye online untuk melawan guru tersebut, seperti dikutip dari AFP, Rabu (28/10/2020).
Namun pada 19 Oktober, enam orang dibebaskan yang di antaranya adalah empat anggota keluarga tersangka, yakni Abdullakh Anzorov - seorang remaja berusia 18 tahun yang berasal dari Chechnya, Rusia.
Advertisement
Anzorov telah ditembak mati oleh polisi setempat tak lama setelah diketahui telah membunuh gurunya.
Menanggapi kasus tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjanjikan lebih banyak tekanan terhadap ekstremisme Islam di Prancis. "Sesama warga kami mengharapkan tindakan," ujarnya, seraya menambahkan, "Tindakan ini akan ditingkatkan."Â
Namun baru-baru ini, Iran menuduh Prancis telah menyulut ekstremisme setelah Presiden Macron dianggap membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Mengutip Al Jazeera, tudingan itu datang menyusul pernyataan yang dibuat Presiden Macron terkait kartun nabi tersebut.Â
Sebagai dampak dari peristiwa itu, pemboikotan terhadap barang-barang Prancis terjadi di supermarket di Qatar dan Kuwait. Kecaman dan seruan terhadap pemboikotan produk Prancis kemudian bermunculan dari masyarakat di sejumlah negara, termasuk Turki, Bangladesh, dan Indonesia.
Berikut adalah beberapa hal terkait kontroversi kartun nabi, yang menggegerkan masyarakat Prancis hingga dunia, dan seruan boikot terhadap produk dari negara tersebut:Â
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Netizen Arab Desak Boikot Produk Prancis
Polemik kartun Nabi Muhammad kembali mencuat di Prancis. Perdebatan muncul setelah guru sejarah bernama Samuel Paty dibunuh teroris di tengah jalan karena membahas kartun tersebut di dalam kelas.Â
Pemerintah Prancis mengecam kasus itu dan mendukung prinsip kebebasan berpendapat. Netizen dari negara-negara Arab lantas mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter serta menuntut boikot produk Prancis.
Baca Juga
Menurut laporan France24, Senin (26/10/2020), boikot mulai terjadi di negara-negara Arab, seperti di Kuwait. Salah satu produk yang disasar adalah produk kecantikan buatan Prancis.Â
Advertisement
2. Iran Tuding Presiden Macron Picu Ekstremisme
Iran menuduh Prancis telah menyulut "ekstremisme" setelah Presiden Emmanuel Macron membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
"Muslim adalah korban utama dari 'pemujaan kebencian' - diberdayakan oleh rezim kolonial & diekspor oleh klien mereka sendiri," tulis Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di akun Twitternya.Â
"Menghina 1,9 miliar umat Muslim & kesucian mereka karena kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara oportunistik. Itu hanya menyulut ekstremisme," katanya seperti melansir Al Jazeera, Selasa (27/10/2020).Â
3. Presiden Turki Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta masyarakat Turki untuk memboikot barang-barang Prancis di tengah pertikaian atas sikap Prancis yang lebih keras terhadap Islam radikal.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, ia mendesak para pemimpin dunia untuk melindungi Muslim "jika ada penindasan terhadap Muslim di Prancis". Demikian seperti mengutip laman BBC, Selasa (27/10/2020).
Baca Juga
Erdogan dengan marah telah mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron karena berjanji untuk membela sekularisme melawan Islam radikal.
Advertisement
4. Dukung Prancis, Uni Eropa Serang Balik Presiden Turki Erdogan
Uni Eropa kompak mendukung Prancis yang memilih memegang prinsip kebebasan berpendapat. Isu tersebut disorot setelah seorang guru bernama Samuel Paty dibunuh teroris di tengah jalan akibat membahas kartun Nabi Muhammad SAW di kelas.Â
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam tindakan itu sebagai "aksi teroris Islam". Ia lantas berkata negaranya menolak ujaran kebencian, tetapi tetap mendukung kebebasan berpendapat.Â
"Kami tidak akan menyerah selamanya. Kami menghargai perbedaan dalam spirit perdamaian. Kami tidak menerima ujaran kebencian dan membela debat bernalar. Kami akan selalu berada dalam sisi martaban manusia dan nilai-nilai universal," ujar Presiden Prancis.
5. Netizen Indonesia dan Arab Serukan Boikot Produk Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron tetap mendukung kebebasan berekspresi terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad SAW di negaranya. Macron berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapatan.
Ucapan Macron dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut kesehatan mental Macron perlu diperiksa serta mengajak boikot produk-produk Prancis.Â
Ajakan Erdogan direspons oleh netizen dari Arab maupun Indonesia. Anggota komisi I DPR Fadli Zon turut mendukung adanya boikot produk Prancis.Â
Advertisement
6. Istri Erdogan Punya Tas Hermes Prancis Rp 700 Juta
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak agar ada boikot produk-produk Prancis. Ajakan itu dibuat karena kontroversi kartun Nabi Muhammad di Prancis.
Terkait kartun tersebut, pemerintah Prancis berkata menolak ujaran kebencian, namun tetap melindungi hak kebebasan berpendapat.
Baca Juga
"Jangan memuji barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," ujarnya seperti dilansir Hurriyet Daily News, Selasa 27 Oktober 2020.
7. 10 Ribu Umat Muslim Bangladesh Demo Serukan Boikot Produk Prancis
Sekitar 10 ribu orang dari kelompok Islam di Bangladesh berunjuk rasa untuk menentang karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis. Pemimpin kelompok itu turut meminta agar umat Muslim memboikot produk prancis.
Dilaporkan AP News, Selasa (27/10/2020), pengunjuk rasa berasal dari Islami Andolon Bangladesh yang mendukung hukum Islam di negara mayoritas Muslim. Mereka membawa pesan bertuliskan agar Muslim dunia bersatu dan Boikot Prancis.
Baca Juga
Mereka juga membawa karikatur Presiden Prancis Emmanuel Macron serta mengalungkan sepatu di karikatur tersebut.
Advertisement