Sukses

2 Orang Tewas dalam Insiden Penikaman di Nice Prancis

Insiden penikaman terjadi di Kota Nice, Prancis dan menewaskan dua korban.

Liputan6.com, Nice- Insiden penikaman telah terjadi di dekat sebuah gereja di Kota Nice, Prancis. 

Menurut laporan media lokal Prancis pada Kamis (29/10) waktu setempat, insiden tersebut menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya.

Dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (29/10/2020) Wali Kota Nice, Christian Estrosi mengatakan bahwa tersangka penikaman itu telah ditangkap oleh pihak berwenang setempat. 

Selain itu, Estrosi juga menyatakan bahwa insiden yang terjadi di Basilika Notre-Dame tersebut tampaknya merupakan serangan teroris.

Estrosi pun meminta warga Nice untuk sementara menghindari lokasi insiden agar aparat keamanan setempat dapat melakukan penanggapan mereka dengan lancar. 

"Saya meminta masyarakat Nice untuk menghindari daerah ini agar polisi dan layanan darurat bisa bekerja," tulis Estrosi dalam laman Twitter-nya.

Dalam laporan media Prancis lainnya, yakni Europe 1 disebutkan bahwa seorang pria tampak menyerang sejumlah orang termasuk dua orang yang tewas, dan seorang wanita yang dipenggal.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin juga menyatakan bahwa operasi polisi sedang berlangsung dan ia akan menggelar pertemuan untuk membahas kasus tersebut.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Insiden Penikaman Sebelumnya di Paris

Beberapa waktu lalu, polisi Prancis telah meluncurkan penyelidikan setelah insiden penikaman terhadap dua perempuan terjadi di dekat Menara Eiffel di Paris.

Mengutip Euro News, para korban yang terluka akibat tusukan pisau tersebut diketahui berada di dekat monumen Paris yang terkenal pada 18 Oktober 2020, setelah terlibat pertengkaran terkait "seekor anjing yang dilepaskan".

Kemudian, kantor kejaksaan umum Paris mengatakan bahwa dua perempuan lainnya yang terkait dengan insiden tersebut telah ditahan oleh polisi dan penyelidikan atas kasus percobaan pembunuhan yang disengaja telah dibuka.

Insiden penikaman itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Prancis karena kasus pembunuhan terhadap guru sejarah Samuel Paty di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober lalu.Â