Liputan6.com, Washington D.C - Donald Trump dan Joe Biden telah menghabiskan waktu terakhir mereka menjelang pemilu ASÂ dengan menyampaikan pesan penutup kepada para pemilih di negara bagian yang menjadi medan pertempuran kritis.
Melansir BBC, Selasa (3/11/2020), Presiden Trump mengunjungi sejumlah negara bagian seperti Carolina Utara, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, sementara Joe Biden berkampanye di Pennsylvania dan Ohio.
Advertisement
Jajak pendapat nasional menunjukkan keunggulan yang positif untuk Biden dalam pemilihan ini. Tetapi keunggulannya lebih sempit di beberapa negara bagian yang dapat menentukan hasil akhirnya.
Lebih dari 97 juta orang telah memberikan suara mereka pada pemungutan suara awal, bahkan hingga menempatkan negara ini di jalur jumlah pemilih tertinggi dalam satu abad.
Dalam pemilihan AS, para pemilih memutuskan kontes tingkat negara bagian daripada pemilihan nasional secara keseluruhan.
Untuk menjadi presiden terpilih, seorang kandidat harus memenangkan setidaknya 270 suara dalam sistem yang dikenal sebagai Electoral College.Â
Setiap negara bagian AS mendapat jumlah suara tertentu sebagian berdasarkan populasinya dan ada total 538 yang akan diperebutkan. Sistem ini menjelaskan mengapa seorang kandidat mungkin saja memenangkan suara terbanyak secara nasional - seperti yang dilakukan Hillary Clinton pada tahun 2016 - tetapi tetap kalah dalam pemilihan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hari Terakhir Kampanye
Setelah memenuhi jadwal demonstrasi di enam negara bagian pada hari Minggu, Presiden Trump melanjutkan kampanye di empat negara bagian lagi pada hari Senin.
Di North Carolina, dia mengatakan kepada para pendukung bahwa "tahun depan akan menjadi tahun ekonomi terbesar dalam sejarah negara kita".Â
Dia menggembar-gemborkan angka yang dia katakan "bahkan tidak ada yang berpikir hal itu mungkin".
Ekonomi AS melihat rekor pertumbuhan 33% pada kuartal keuangan ketiga tahun ini, menyusul rekor kontraksi 31% di kuartal kedua.Â
Tetapi para ekonom memperingatkan kerusakan yang diakibatkan oleh pandemi dan telah menjadi penurunan terbesar dalam ekonomi AS dalam lebih dari 80 tahun hingga masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diatasi.
Setelah North Carolina, Trump menuju ke Scranton, Pennsylvania, kota tempat lawannya tinggal sampai dia berusia 10 tahun. Pada rapat umum di sana, dia mengingatkan para pendukungnya bahwa dia memenangkan negara bagian tersebut pada tahun 2016 meskipun jajak pendapat menunjukkan dia akan kalah.
Sementara itu, Biden juga pergi ke Pennsylvania di mana dia bergabung dengan penyanyi Lady Gaga di sebuah rapat umum di Pittsburgh.
Di sisi lain, musisi ternama John Legend turut berbicara kepada pemilih bersama dengan calon wakil presiden Kamala Harris.
Pada perhentian kampanye menit-menit terakhir di Ohio, Biden mengulangi pesan inti kampanyenya, memberi tahu para pemilih bahwa perlombaan itu tentang jiwa Amerika. Dia mengatakan sudah waktunya bagi Trump untuk "mengemasi tasnya", mengatakan "kita sudah selesai dengan cuitan Twitter, kemarahan, kebencian, kegagalan, ketidaktanggungjawaban".
Advertisement
Dua Kandidat Masih Saling Serang
Pada hari Minggu, para kandidat masih saling menyerang pada dua tema utama kampanye yakni Covid-19 dan ketegangan rasial.
Sementara itu, presiden dan tim kampanyenya mengindikasikan bahwa mereka akan menuntut untuk memblokir negara bagian Pennsylvania yang berpotensi penting dari penghitungan surat suara yang diterima tiga hari setelah pemilihan.
Mahkamah Agung AS mengizinkan putusan pengadilan yang lebih rendah, yang memberikan tenggat waktu untuk diperpanjang. Tetapi, beberapa hakim konservatif mengisyaratkan bahwa mereka mungkin akan bersikap terbuka untuk meninjau kembali masalah tersebut usai pemungutan suara.
Trump menulis di Twitternya pada hari Senin bahwa keputusan pengadilan tinggi yang mengizinkan surat suara diterima tiga hari setelah hari pemilihan adalah "keputusan yang sangat berbahaya".
"Ini akan memungkinkan terjadinya kecurangan yang merajalela dan tidak terkendali sehingga akan merusak seluruh sistem hukum kita. Itu juga akan menyebabkan kekerasan di jalanan. Sesuatu harus dilakukan!"Â
Terkait tulisan tersebut, Twitter menambahkan label peringatan bahwa tweet tersebut mungkin berisi informasi yang "menyesatkan".