Liputan6.com, Washington, D.C. - Kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 46,8 juta. Total ada 1,2 juta pasien terinfeksi yang meninggal dunia.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Selasa (13/11/2020), kasus tertinggi berasal di Amerika Serikat (9,2 juta), India (8,2 juta), Brasil (5,5 juta), Rusia (1,6 juta), Prancis (1,4 juta).
Advertisement
Baca Juga
Tiga dari negara tersebut mencatat jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19, yakni AS (231 ribu), Brasil (160 ribu), dan India (122 ribu).
Kasus positif dan kematian AS tetap yang tertinggi di dunia. Saat ini negara adidaya itu sedang melaksanakan pilpres 2020.
Presiden AS Donald Trump berdalih kasus COVID-19 di negaranya tinggi akibat tes juga tinggi. Berdasarkan data The Covid Tracking Project, tes di AS sudah nyari 150 juta.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Situasi di Asia Timur dan Tenggara
Kasus COVID-19 di India merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik. Di Asia Tenggara, kasus tertinggi berada di Indonesia (415 ribu).
Kasus tertinggi berikutnya di Asia Tenggara berada di Filipina (385 ribu).
China masih belum menunjukan tambahan kasus yang signifikan. Kasus di negara itu masih di kisaran 91 ribu.
Jepang mencatat 102 ribu kasus, sementara Korea Selatan memiliki 26 ribu kasus. Situasi di Korsel masih lebih baik dibandingkan di Malaysia dan Australia.
Advertisement
Perkembangan Vaksin COVID-19 dan Efek Sampingnya
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan efek samping vaksin COVID-19 bukan berasal dari virus yang dimatikan. Melainkan dari zat yang ditambahkan ke dalam vaksin tersebut bernama adjuvant.
Kandidat vaksin COVID-19 yang nantinya digunakan seperti dari Sinovac menggunakan teknik killed inactivated vaccine. Artinya, vaksin tersebut dikembangkan dari virus yang dilemahkan atau dimatikan.
"Untuk virus yang dimatikan, supaya respons vaksinnya bagus ditambahkan zat yang memperkuat respons terhadap antigen yakni adjuvan," kata Sri dalam Sosialisasi Vaksin Untuk Negeri pada Sabtu, 31 Oktober 2020.
"Efek samping (usai divaksin) dari adjuvan-nya," kata Sri.
Efek samping dari vaksin yang berasal dari virus yang dimatikan bersifat lokal dan tidak berat. Efek samping yang dimaksud Sri seperti bengkak dan nyeri, lalu bisa juga ada sedikit demam dan lemas.
Lebih lanjut, hingga kini Sri belum mendapat informasi efek samping yang parah dari vaksin Sinovac yang tengah melakukan uji klinis fase III di Bandung, Jawa Barat.
"Alhamdulillah, uji klinis di Bandung valid dan aman untuk sampai saat ini," tutur wanita yang juga dokter spesialis anak konsultan ini.