Liputan6.com, Beijing- China telah mengumumkan larangan kedatangan bagi para pelancong dari Prancis dan sejumlah negara lain.Â
Pengumuman larangan untuk kunjungan itu disampaikan oleh Kedutaan Besar China di Prancis pada 5 November 2020 terkait kedatangan warga negara asing di wilayah Negeri Tirai Bambu.Â
Hal itu dilakukan dengan Prancis dan sejumlah negara lainnya yang masih memerangi pandemi Virus Corona COVID-19.
Advertisement
Pada November 2020, Kedutaan Besar China di negara-negara termasuk Inggris, Belgia, India dan Filipina mengatakan bahwa Beijing telah memutuskan untuk "menangguhkan sementara" warga negara asing.Â
Sementara itu, Prancis kini merupakan negara tambahan yang masuk dalam daftar larangan sementara tersebut.Â
Sebelumnya, pada Maret 2020, ketika Virus Corona COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, China menutup perbatasannya untuk semua warga negara asing, meskipun secara bertahap mengurangi pembatasan dalam beberapa bulan terakhir.
COVID-19 pertama kali muncul di China pada akhir 2019 lalu, tetapi negara tersebut sebagian besar telah berhasil mengendalikan wabah di wilayahnya melalui pembatasan perjalanan dan langkah-langkah kesehatan yang ketat, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (6/11/2020).Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
 Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Pembatasan Serupa untuk Warga Rusia, Italia, dan Ethiopia
Kedutaan besar China di Rusia, Italia, dan Ethiopia juga mengumumkan larangan serupa untuk para pelancong.Â
China menyatakan pembatasan barunya tersebut sebagai langkah yang "masuk akal dan adil" dan mengatakan bahwa hal itu "memperlihatkan praktik lainnya di banyak negara".
Para pejabat di Prancis berharap kebijakan lockdown untuk mengekang COVID-19 akan menurunkan jumlah infeksi yang melonjak, dengan kasus harian baru yang telah mencapai 40.000 selama sepekan terakhir.Â
Adapun di Italia, yang telah memberlakukan pembatasan baru yang ketat pada kegiatan publik di empat wilayah.Â
Sementara itu, Rusia telah mencatat hampir 1,7 juta infeksi dan lebih dari 29.000 kematian akibat Virus Corona COVID-19.
Advertisement