Sukses

Serangan Teror Guncang Prancis dan Austria, Muslim Jerman Gelar Aksi Damai

Warga Muslim menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Austria di Berlin usai teror di Prancis dan Austria.

Berlin - Setelah teror mematikan di Nice, Prancis dan Wina, Austria, warga muslim Jerman menggelar aksi damai. Hal itu menjadi bentuk persatuan antaragama.

Dewan Pusat Muslim Jerman mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Austria di Berlin pada hari Jumat 6 November 2020. Lembaga Islam tertinggi di Jerman itu menyerukan aksi setelah sejumlah serangan teror mematikan mengguncang Prancis dan Austria beberapa pekan terakhir. Acara dimulai pada jam 3 sore waktu setempat.

Seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (6/11/2020), para uskup dan rabi juga akan memberikan pidato bersama pejabat tinggi dari Dewan Pusat Muslim.

Salah satu agenda dalam aksi damai tersebut adalah pembacaan doa yang dilakukan antarkelompok agama. Mereka yang turut serta juga bisa meletakkan bunga dan menyalakan lilin untuk mengenang orang yang dicintai.

Siapa saja yang akan hadir? Ketua Dewan Pusat Muslim Jerman, Aiman Mazyek, akan memberikan pidato singkat. 

Uskup Protestan untuk Berlin, Christian Stäblein, dan Uskup Agung Gereja Katolik di Berlin, Heiner Koch akan hadir bersama Ketua Umum Konferensi Kerabian Jerman, Rabi Andreas Nachama. Mereka mengenang para korban dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

Duta Besar Austria Peter Huber juga akan hadir dalam aksi damai tersebut.

 

Saksikan Juga Video Ini:

2 dari 2 halaman

Serangkaian Sserangan Teror

Pada awal pekan ini, seorang pria kelahiran Austria membunuh empat orang di kawasan tempat hiburan malam yang populer di pusat kota Wina. Sedikitnya 22 orang lainnya terluka dalam serangan itu. Menurut laporan pihak berwenang, pelaku kejahatan itu merupakanseorang ekstremis Islam yang pernah mendekam di penjara.

Bahkan pada minggu sebelumnya, seorang pria melancarkan serangan penikaman di Notre Dame Basilica di kota Nice, Prancis dan menewaskan tiga orang.

Pada pertengahan Oktober, guru bahasa Prancis Samuel Paty dipenggal di dekat sekolahnya di Paris oleh seorang pria berusia 18 tahun karena mempertontonkan kartun Nabi Muhammad di kelas.