Sukses

Bongkahan Es Terbesar di Dunia Bakal Menabrak Kawanan Penguin di Antarktika

Bongkahan es terbesar di dunia diduga akan menabrak kawanan penguin dan anjing laut yang berada di antarktika.

Liputan6.com, Antarktika - Para peneliti di British Antarctic Society (BAS) melaporkan bahwa gunung es terbesar di dunia mungkin berada pada jalur yang akan menyebabkan tabrakan dengan suaka margasatwa di Antarktika.

Jika gunung es raksasa itu berada di dekat pulau Georgia Selatan Antarktika (wilayah luar negeri Inggris dan salah satu Kepulauan Sandwich Selatan), gunung itu dapat menghalangi rute pencarian makan untuk ribuan penguin dan anjing laut serta berpotensi mengganggu ekosistem pulau selama satu dekade atau lebih. 

"Ekosistem dapat dan akan bangkit kembali tentu saja, tetapi ada bahaya di sini bahwa jika gunung es ini terjebak dan bisa berada di sana selama 10 tahun," imbuh Geraint Tarling, seorang ahli ekologi dengan BAS, dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari Livescience, Sabtu (7/11/2020), gunung es yang dimaksud hanya dikenal sebagai A68a yakni sebuah lempengan besar yang dihasilkan dari Lapisan Es Larsen C Antarktika pada Juli 2017, awalnya berukuran lebih dari 2.300 mil persegi (6.000 kilometer persegi) dan cukup besar untuk menampung five borough di Kota New York dengan besar lima kali lipat.

Sejak itu, A68a telah bergerak ke utara menuju perairan yang lebih hangat, secara bertahap melepaskan sebagian kecil dirinya di sepanjang jalan (pada awal April, bongkahan es masih berukuran sekitar 2.000 mil persegi, atau 5.100 km persegi).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Gunung Es Lainnya juga Dapat Menabrak Georgia Selatan

Baru-baru ini, citra satelit telah melihat gunung es lain sedang menuju Georgia Selatan, sebuah pulau kecil bergunung-gunung yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak bagi ratusan ribu anjing laut dan penguin.

Dengan luas permukaan yang mirip dengan A68a, ekosistem pulau bisa sangat terganggu jika gunung es tersebut mendarat. Selain melukai hewan selama tabrakan, keberadaan gunung es dapat menghalangi jalur pencarian makan.

Jarak sebenarnya yang harus ditempuh para hewan untuk mencari makanan sangat penting. Jika mereka harus mengambil jalan memutar yang jauh, itu berarti mereka akan mati kelaparan.

Peter Fretwell, seorang spesialis pemetaan dari BAS mengatakan bahwa masih ada kemungkinan arus laut dapat membawa A68a di sekitar pantai pulau daripada langsung ke dalamnya.

Jika itu masalahnya, maka anak anjing laut dan penguin di Georgia Selatan bahkan dapat melihat beberapa potensi makanan karena debu dalam jumlah besar di atas A68a dapat menyuburkan plankton laut di dekatnya, mengirimkan nutrisi tersebut ke rantai makanan untuk para ikan.

 

Reporter: Ruben Irwandi