Liputan6.com, Jakarta - Vaksin yang dapat mencegah sembilan dari 10 orang tertular COVID-19 akan diajukan untuk persetujuan darurat.
Pengembangnya, Pfizer dan BioNTech, mengatakan bahwa vaksinnya telah diuji pada 43.500 orang, tanpa ada masalah keamanan yang diangkat.
Melansir laman BBC, Rabu (11/11/2020), vaksin tersebut melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan Virus Corona COVID-19. Ini adalah jenis vaksin baru yang disebut vaksin RNA dan menggunakan potongan kecil kode genetik virus.
Advertisement
Baca Juga
Vaksin ini mulai membuat bagian dari virus di dalam tubuh, yang dikenali oleh sistem kekebalan sebagai benda asing dan mulai menyerang.
Vaksin akan diberikan dalam dua dosis--selang tiga minggu--dan data awal menunjukkan itu dapat melindungi lebih dari 90% orang dari gejala COVID-19.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prioritas Penyediaan Vaksin
Ketersediaan vaksin tergantung berapa usia Anda, karena usia adalah faktor risiko terbesar untuk COVID-19 yang parah.
Di Inggris Raya, penghuni panti jompo dan staf panti jompo menempati urutan teratas dalam daftar prioritas awal. Kemudian, diikuti oleh petugas kesehatan seperti petugas rumah sakit dan warga dengan usia di atas 80-an. Orang-orang kemudian diberi peringkat berdasarkan usia, dengan orang-orang di bawah 50 di bagian bawah daftar.
Pemberian vaksin pertama mungkin dilakukan sebelum Natal jika semuanya berjalan lancar.
Vaksin akan dikirimkan melalui rumah perawatan, dokter umum dan apoteker serta pusat vaksinasi yang didirikan di tempat-tempat seperti ruang olahraga.
Namun, terdapat tantangan logistik yang harus diatasi--seperti kebutuhan untuk menjaga vaksin pada suhu minus 80 derajat Celsius selama pengangkutan dari laboratorium manufaktur ke tempat vaksinasi. Suntikan vaksin harus dicairkan sebelum diberikan kepada pasien dan dapat disimpan di lemari es biasa selama beberapa hari sebelum diberikan.
Advertisement
Beri Perlindungan Penuh?
Tidak mungkin untuk mengetahui apakah vaksin akan memberikan perlindungan penuh dan masyarakat pun akan menemukan jawabannya hanya dengan menunggu.
Jika kekebalan tidak bertahan lama, maka orang mungkin perlu untuk mendapat vaksin setiap tahun, dengan cara yang sama seperti flu.
Data tidak menunjukkan apakah perlindungan dari Covid-19 sama di semua kelompok umur.
Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang tua dan muda dapat menghasilkan respons kekebalan.
Akan ada juga beberapa orang--seperti mereka yang sistem kekebalannya lemah--yang tidak akan bisa mendapatkan vaksin.
Penting untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan yang 100% aman, bahkan sesuatu yang kita konsumsi tanpa berpikir, seperti parasetamol, memiliki risiko.
Data sejauh ini meyakinkan bahwa uji coba vaksin pada 43.500 orang tidak menemukan masalah keamanan, meskipun efek samping ringan telah dilaporkan. Jika ada konsekuensi yang sangat berbahaya dan umum dari vaksinasi ini, seharusnya sudah jelas.
Namun, efek samping yang lebih jarang mungkin muncul karena jutaan orang akan diimunisasi.