Sukses

3 Bukti Bahwa Terlalu Berpikir Positif Bisa Menjadi Racun Pikiran

Positif itu bagus, tetapi tidak berlebihan. Jadi, Anda harus tahu kapan mereka benar-benar dapat membahayakan.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki pandangan hidup yang positif bisa menjadi hal sehat yang membantu Anda melewati masa-masa sulit. Namun, kepositifan juga bisa menjadi racun, jika tidak tulus dan Anda menekan emosi Anda yang sebenarnya.

Dan itu bisa membahayakan kondisi emosional dan mental Anda, demikian dikutip dari laman Brightside, Rabu (11/11/2020).

Positif itu bagus, tetapi tidak berlebihan. Jadi, Anda harus tahu kapan mereka benar-benar dapat membahayakan. Berikut di antaranya yang harus diwaspadai:

1. Media sosial adalah salah satu sumber utama masalah

Di media sosial, orang suka tampil sempurna dan hanya berbagi satu sisi kehidupan mereka di sebagian besar waktu. Kekhawatiran, pergumulan, dan perasaan sulit mereka biasanya tidak sampai di sana dan tetap tersembunyi dalam kehidupan nyata mereka.

2. Menyembunyikan emosi

Saat Anda melihat postingan yang hanya menampilkan orang-orang bahagia yang selalu ceria tentang kehidupannya, meskipun itu mungkin bukan yang mereka rasakan, Anda mungkin merasa tertekan untuk tampil sama.

Jadi, Anda mengenakan topeng dan mencoba membuatnya tampak seperti segalanya berjalan baik dan sepertinya Anda tidak terpengaruh secara emosional oleh kesulitan yang Anda alami.

Dan jika Anda tidak melakukannya, Anda bahkan mungkin mulai merasa malu karena membiarkan diri Anda merasa sedih, cemas, tidak termotivasi, atau tertekan.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

3. Terkadang bermaksud baik, tetapi akhirnya malah menyakitkan

Teman dan keluarga kita ingin membantu dan menghibur kita, tetapi mungkin sulit menemukan kata yang tepat. Jadi, mereka mungkin mengatakan apa yang biasanya dikatakan orang lain, seperti "Tetaplah positif!" atau "Bisa jadi lebih buruk," dan menjadi satu lagi sumber kepositifan beracun dalam hidup Anda.

Sebaliknya, ada yang bisa mereka katakan, seperti: "Saya melihat Anda benar-benar stres, adakah yang bisa saya lakukan?" atau "Saya minta maaf Anda mengalami hal ini."