Sukses

16 Hari Lawan Kekerasan Berbasis Gender, Gerakan PBB Bantu Perjuangkan Hak Wanita

PBB mencetuskan gerakan untuk membantu mengentaskan perempuan dari aksi kekerasan. Tahun ini bertemakan "Orange the World: Fund, Respond, Prevent, Collect!"

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan PBB untuk mengentaskan kaum wanita dari kekerasan pada tahun ini bertemakan "Orange the World: Fund, Respond, Prevent, Collect!"

Gerakan ini akan dimulai pada 25 November hingga 10 Desember mendatang. 

Kegiatan di bawah naungan PBB ini berlandaskan laporan kekerasan yang meningkat, terlebih saat pandemi COVID-19 memaksa semua orang untuk selalu berada di rumah. 

"Menyertai krisis telah menjadi lonjakan dalam pelaporan kekerasan dalam rumah tangga, tepat pada saat layanan, termasuk supremasi hukum, kesehatan dan tempat penampungan, dialihkan untuk mengatasi pandemi," menurut laporan Sekretaris Jenderal PBB dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Kamis (12/11/2020). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye internasional tahunan dalam rangka peringatan "Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan".

Kampanye ini dimulai oleh para aktivis di Institut Kepemimpinan Global Wanita yang pertama pada tahun 1991 dan terus dikoordinasikan setiap tahun oleh Pusat Kepemimpinan Global Wanita.

Selain itu, juga digunakan sebagai strategi pengorganisasian oleh individu dan organisasi di seluruh dunia untuk menyerukan pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kesadaran Global

Demi mendukung inisiatif masyarakat sipil ini, di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, UNiTE Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki target pada tahun 2030 untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan (kampanye UNiTE) dan menyerukan tindakan global untuk meningkatkan kesadaran, menggalang upaya advokasi, dan berbagi pengetahuan dan inovasi.

Sebelumnya pada tahun 2019, kampanye ini berfokus menangani isu pemerkosaan terhadap perempuan. 

Dalam beberapa tahun terakhir, suara para penyintas dan aktivis, melalui kampanye seperti #MeToo, #TimesUp, #Niunamenos, #NotOneMore, #BalanceTonPorc, dan lainnya telah menyoroti masalah kekerasan seksual dan telah mencapai puncak yang tidak bisa dibungkam atau diabaikan lagi.