Liputan6.com, Vatikan - Ucapan selamat kembali ditujukan ke Presiden AS terpilih Joe Biden. Yang terbaru dari Paus Fransiskus.
Pemimpin umat Katolik dunia itu menyambut baik proyeksi kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden, dan mendoakannya dalam percakapan telepon Kamis 12 November 2020, menurut tim transisi Joe Biden.
Baca Juga
"Presiden terpilih berterima kasih kepada Yang Mulia atas doa, ucapan selamat dan kepemimpinannya dalam mempromosikan perdamaian, rekonsiliasi, dan keharmonisan antar umat manusia di seluruh dunia," kata tim transisi dalam pernyataan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (13/11/2020).
Advertisement
Biden juga mengungkapkan keinginannya bekerja sama dengan paus guna memajukan "keyakinan bersama akan martabat dan kesetaraan semua umat manusia dalam berbagai masalah seperti peduli pada kaum marjinal dan orang miskin, mengatasi krisis perubahan iklim, serta menyambut dan mengintegrasi imigran."
Joe Biden adalah penganut Katolik kedua yang terpilih sebagai presiden Amerika. John F. Kennedy, juga dari Partai Demokrat, adalah yang pertama dan menjabat presiden pada tahun 1960.
Presiden terpilih dalam minggu ini juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Saksikan Juga Video Ini:
Rapat dengan Tim Transisi Kepresidenan
Presiden terpilih Joe Biden hari Rabu 11 November 2020 waktu AS melangsungkan rapat dengan tim penasihat transisi kepresidenannya. Sementara ia melanjutkan rencana mengambil kendali pemerintahan Amerika ketika dilantik 20 Januari nanti.
Laporan VOA Indonesia, Kamis (12/11/2020) menyebut, tokoh yang diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden 3 November lalu itu telah mengumumkan nama sejumlah penasihat yang akan memulai operasi badan-badan pemerintah. Pada Selasa 10 November, Biden mengatakan akan mengumumkan beberapa tokoh kunci lainnya sebelum libur Hari Thanksgiving tanggal 26 November mendatang.
Sejauh ini, Presiden Donald Trump belum juga mengakui kekalahannya atas Joe Biden dalam pemilihan presiden pekan lalu dan telah mengajukan sejumlah gugatan hukum untuk menolak hasil penghitungan suara di beberapa negara bagian utama.
Dengan sedikit bukti yang diajukannya sejauh ini, Trump mengklaim bahwa telah terjadi penyimpangan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara yang membuatnya kalah dalam pemilihan presiden ini. Ia berupaya membatalkan kemenangan Biden dan mengklaim masa jabatan empat tahun kedua di Gedung Putih.
Sejauh ini hakim telah menolak semua gugatan hukum Trump, tetapi masih banyak gugatan lain yang harus dipertimbangkan.
Analis: Hampir Tak Mungkin Ubah Hasil Pilpres
Analis pemilihan presiden yang diwawancarai VOA dan sejumlah organisasi media lainnya mengatakan tidak mungkin mengubah klaim kemenangan Biden.
Menurut hasil penghitungan suara tidak resmi, Biden memenangkan lebih dari 270 suara mayoritas di “Electoral College” yang menentukan pemenang pemilihan presiden Amerika. Ia memimpin dengan suara dari dua negara bagian lain yaitu Georgia dan Arizona, yang dapat memberinya hasil suara 306 banding 232 di “Electoral College,” di mana negara bagian dengan penduduk terbanyak memiliki kursi elektoral terbanyak pula.
Hasil penghitungan suara elektoral Joe Biden mungkin hampir sama dengan tahun 2016, ketika Trump melaju dan secara tidak terduga mengalahkan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton.
Sejumlah pemimpin negara sekutu Amerika di Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel telah menelpon Biden untuk menyampaikan ucapan selamat, dan mengabaikan pernyataan Trump bahwa ia masih akan menang.
Advertisement