Sukses

Model Dylan Sada Dimakamkan di AS Sesuai Permintaan Keluarga

Sejumlah teman dan kerabat menghadiri pemakaman Dylan Sada. Beberapa pejabat KJRI Houston, sebelumnya mendampingi pihak keluarga saat jenazah diserahkan oleh koroner.

Liputan6.com, Lousiana - Selamat jalan Dylan Sada. Model Indonesia itu kini telah dimakamkan di pinggiran New Orleans, negara bagian Lousiana, Amerika Serikat.

Acara pemakaman dilangsungkan pada Rabu 11 November 2020 waktu setempat atau Kamis 12 November waktu Indonesia.

Dylan ditemukan meninggal dunia pada Minggu 8 November di rumahnya, dan hingga kini penyebabnya belum diketahui.

Di sebuah rumah bercat kuning di Jalan Congress, New Orleans negara bagian Lousiana, Dylan Sada tinggal bersama dua orang lainnya selama sekitar setahun terakhir. Di rumah ini pula model Indonesia ini menghembuskan napas terakhirnya.

Perempuan 36 tahun itu ditemukan meninggal dunia di kamar mandi hari Minggu pagi waktu setempat. Dia ditemukan pertama kali oleh salah seorang teman serumahnya, Trei Chambers.

"Ketika itu saya sedang berada di kamar di bawah, kemudian melihat langit-langit bocor dari kamar mandi atas," katanya kepada VOA Rabu 11 November.

Trei menambahkan, saat itu ia tak terlalu curiga karena ini bukan pertama kalinya air bocor dari bak kamar mandi Dylan Sada.

"Saya lalu lari ke atas untuk berusaha menyetop kebocoran... dan itulah ketika saya menemukan Dylan (red: meninggal)," ujarnya terbata-bata.

Trei, yang mengenal Dylan sejak Oktober 2019, tidak memberikan rincian lebih banyak.

Masih Menunggu Hasil Otopsi

Karena penyebabnya tidak jelas, jenazah perempuan bernama lengkap Aldila Wulandari Perez itu diperiksa oleh kantor koroner New Orleans.​

Seorang pejabat kantor koroner mengatakan kepada VOA Senin 9 November bahwa penyebab kematian Dylan Sada belum diketahui.

Kantor koroner pada Selasa 10 November menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga yang diwakili sepupu Dylan Sada yang datang dari negara bagian Texas. Mereka didampingi oleh beberapa pejabat KJRI Houston, termasuk Konsul Muda Protokol dan Konsuler Dian Arini Hapsari.

"Berdasarkan komunikasi kami dengan kantor koroner New Orleans, tidak ditemukan kejanggalan dalam kematian almarhumah Aldila, atau tanda kekerasan pada jenazah. Kami juga sempat menanyakan apakah ini terkait COVID -19, dan koroner mengonfirmasi bahwa penyebab kematian bukan karena coronavirus," katanya kepada VOA Selasa 10 November.

Kantor koroner telah mengatakan kepada VOA Senin 9 November bahwa hasil otopsi baru akan selesai paling cepat enam minggu lagi.

Saksikan Juga Video Ini:

2 dari 3 halaman

Dimakamkan di AS Sesuai Permintaan Keluarga

Sesuai permintaan ibu kandung dan keluarga di Indonesia, Dylan dimakamkan secara Islam di Amerika Serikat.

"Keluarga memilih keputusan ini karena paham almarhumah menganggap Amerika Serikat sebagai rumah miliknya," jelas Dian.

Seorang adik Dylan, Dimas Radityo, membenarkan keputusan itu.

"Keputusan pemakaman di Amerika Serikat, kita merasa juga sejalan dengan keinginan Dylan, karena dia juga memang lebih lama tinggal di sana, dan juga dia mungkin lebih nyaman tinggal di sana juga," kata Dimas kepada VOA Kamis 12 November.

Pada Selasa 10 November, almarhumah Dylan disemayamkan di rumah duka yang dikelola oleh Professional Funeral Services bekerja sama dengan Jefferson Muslim Association (JFA).

Juru bicara JFA Abdul Haikhan yang dihubungi VOA sehari sebelumnya mengatakan, "Apabila jenazahnya perempuan, ada para relawan perempuan yang akan memandikan jenazahnya, dan kami akan melakukan itu kepada perempuan dari Indonesia yang baru saja meninggal dunia."

Usai disalatkan di masjid Islamic School of New Orleans pada Rabu 11 November, jenazah dimakamkan di Taman Pemakaman Pineview Memorial, dipandu relawan Muslim dan disaksikan sejumlah saudara dan teman. Orangtua dan adik Dylan di Indonesia menyaksikan proses pemakaman lewat video.

Seorang sepupu, Juliana Nasution, yang mengurus proses pemakaman di AS mengatakan, "Atas nama ibu Dylan, saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang datang dan menunjukkan kecintaan mereka kepada Dylan. Ibunya menyaksikan seluruh prosesi pemakaman dan dia bahagia melihat banyak orang yang datang... dan mengetahui bahwa Dylan tidak sendirian."

Dimas Radityo, salah seorang adik Dylan yang berada di Indonesia mengatakan, "Kepergian Dylan memang sangat mendadak, jadi keluarga kita memang semuanya syok. Tapi kita merasa sudah lebih tenang karena kemarin 11 November sudah dilakukan pemakaman Dylan di Amerika Serikat."

3 dari 3 halaman

Keluarga dan Teman Kenang Dylan

Dylan Sada adalah seorang model, fotografer dan kreator digital Indonesia yang tinggal belasan tahun di Amerika, termasuk New Orleans dan New York City. Cucu pendiri Bina Vokalia, Pranadjaja ini, juga memiliki suara merdu dan pernah menyanyikan lagu iklan maupun cover.

Dimas, adik Dylan, mengatakan, "Harapan kita, walaupun Dylan sudah enggak ada, dia akan tetap menjadi sosok di mana ketika mengingat dia, akan memberikan motivasi maupun semangat kepada kita semua untuk melakukan apapun itu yang ingin kita lakukan," ujarnya.

Semasa hidupnya, Dylan secara terbuka di media sosial mengaku pernah mengalami kekerasan domestik, kekerasan seksual, masalah kesehatan mental, hingga mencoba bunuh diri, dan mengajak para perempuan yang bernasib sama untuk berani buka suara dan cari pertolongan.

Trei, housemate sekaligus sahabat mengatakan usai menghadiri pemakaman, "Kalau ada satu hal yang ingin disampaikan oleh Dylan kepada dunia adalah; harus perhatian kalau ada yang merasa kesepian... Sadarlah! Temanmu akan selalu ada untukmu, temanmu akan menerima dirimu, jadi keluarga dalam persahabatan. Berpegang pada itu."

Ia mengaku meski mereka baru kenal setahun lebih, tapi Dylan sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. "Siapapun yang dekat denganmu, bisa jadi keluarga. Rangkul keluarga itu dan percayalah bahwa keluarga itu akan selalu ada untukmu."

Ketika ditanya apa yang paling dirindukan dari sahabatnya, Trei merenung cukup lama sebelum akhirnya menjawab lirih "tidak ada yang tidak dirindukan dari Dylan..."Â