Liputan6.com, Zhangye - Penampakan binatang mirip harimau yang berjalan-jalan bersama sang empunya di jalanan barat laut China jadi sorotan. Bahkan kemudian trending di media sosial.
Setelah diusut, ternyata binatang itu adalah seekor anjing yang diwarnai oranye, hitam mirip harimau oleh pemiliknya.
Baca Juga
Menurut media lokal harimau jadi-jadian itu adalah anjing berbulu kuning keemasan itu adalah jenis penggembala Caucasian, dengan bulu yang diwarnai dan ekor panjang palsu.
Advertisement
Adegan aneh tersebut direkam oleh seorang pejalan kaki yang bertemu dengan pemilik anjing menyerupai harimau tersebut pada 12 November di Kota Zhangye, Provinsi Gansu, China.
Dalam video yang diperoleh Zhangye Daily, pria Tiongkok itu terlihat berjalan dengan harimau yang tampak aneh dan membuat para pejalan kaki penasaran.
Seorang wanita di salah satu jalanan China  itu terdengar berkata: 'Itu palsu. Benar-benar terlihat seperti harimau. '
Laporan Daily Mail dari surat kabar lokal mengutip saksi mata, Senin (16/11/2020), menyebutkan bahwa sang pemilik mewarnai anjing Caucasian itu agar menyerupai binatang buas. Untuk efek lebih meyakinkan, bahkan diambahkan ekor palsu.
Sejauh ini belum dapat diketahui apakah pria pemilik anjing berdandan seperti harimau itu menggunakan pewarnaan yang beracun atau tidak terhadap hewan peliharaanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ditemukan Juga Anjing Menyerupai Panda
Anjing yang dibuat seolah-olah binatang lain bukanlah pertama kali terjadi.
Pada bulan Juni, seorang wanita di Provinsi Sichuan, China Barat Daya dilaporkan terlihat berjalan-jalan dengan seekor panda.
Setelah diusut, ternyata 'beruang' kecil yang terlihat seperti panda itu merupakan anjing berjenis chow chow bernama Pretty Girl. Hewan itu diwarnai hitam dan putih oleh pemiliknya.
Pada tahun lalu, pemilik Cute Pet Games yang merupakan kafe hewan peliharaan di pusat perbelanjaan Chengdu, juga memicu kontroversi setelah enam anjing berjenis chow-chow dicat agar terlihat seperti panda.
Mewarnai hewan peliharaan sudah menjadi sebuah tren untuk memanjakan hewan peliharaannya selama beberapa waktu. Tetapi selama dekade terakhir, kegemaran mengubah anjing menjadi serupa hewan liar telah berkembang di antara pemilik hewan peliharaan di China.
Tanpa menggunakan produk berkualitas tinggi, anjing yang telah dipoles atau diwarnai bisa mati dalam sepekan akibat menjilati bulu terkontaminasi tinta beracun. Ini juga yang menjadi salah satu pemicu penyakit kronis dan kematian pada hewan.
Gejala keracunan karena tinta, di antaranya kelesuan yang ekstrem, hidung meler dan penolakan terhadap makanan apapun sebelum hewan itu akhirnya mati. Ini adalah gejala mati yang menyakitkan.
Organisasi Hak Hewan telah mengutuk tren pewarnaan hewan peliharaan. Dalam sebuah wawancara Elisa Allen selaku direktur asosiasi di PETA (People for the Ethical Treatment of Animals)Â mengatakan "anjing adalah hewan yang cerdas, kompleks, bukan mainan. Tidak ada cara yang aman untuk mewarnai anjing atau hewan lain".
"Akan selalu ada risiko keracunan dan hal ini membahayakan kesehatan anjing, dengan memperlakukan hewan pendamping seperti perhiasan baru adalah tidak etis dan tidak perlu," imbuh Elisa Allen.
Reporter : Romanauli Debora
Advertisement