Liputan6.com, Jakarta - Inggris menggelar uji coba massal dari vaksin untuk melindungi dari COVID-19. Upaya ini merupakan uji coba ketiga di negara tersebut.
Vaksin tersebut dirancang perusahaan Belgia Janssen, menggunakan virus flu biasa yang dimodifikasi secara genetik untuk melatih sistem kekebalan. Demikian seperti mengutip laman BBC, Senin (16/11/2020).Â
Advertisement
Uji coba ini dilakukan pada seminggu setelah hasil awal menunjukkan vaksin lain menawarkan perlindungan 90%.
Namun, banyak jenis vaksin mungkin dibutuhkan untuk mengakhiri pandemi.
Keberhasilan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech telah menimbulkan kegembiraan global. Namun, vaksin itu belum disetujui untuk digunakan dan pihak ilmuwan masih belum mengetahui seberapa baik kerjanya pada orang tua atau berapa lama kekebalan bertahan.
Perburuan vaksin COVID-19 terus berlanjut karena pendekatan yang berbeda mungkin lebih baik, atau lebih baik di beberapa kelompok umur, dan satu perusahaan akan berjuang untuk mengimunisasi seluruh populasi di dunia.Â
"Sangat penting bagi kami untuk mengejar banyak vaksin berbeda dari banyak pabrik yang berbeda," kata Prof Saul Faust, direktur Fasilitas Riset Klinis NIHR Southampton, yang akan menjalankan uji coba.
Dia menambahkan: "Kami hanya tidak tahu bagaimana masing-masing vaksin ini akan berperilaku dan kami tidak dapat memastikan pasokan vaksin akan efisien dan aman dari satu produsen."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Uji Coba Vaksin Skala Besar
Uji coba ini telah merekrut 6.000 orang di Inggris.Â
Negara lain akan bergabung dalam upaya untuk menambah pasukannya hingga 30.000.
Sementara itu, separuh dari relawan akan diberikan dua dosis vaksin dengan selang waktu dua bulan.
Janssen sudah memiliki satu percobaan vaksin berskala besar di mana sukarelawan mendapatkan satu dosis. Percobaan ini akan melihat apakah dua dosis vaksin akan memberikan kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama.
Untuk jenis vaksin ini, diperlukan waktu enam hingga sembilan bulan sebelum hasilnya tersedia.
Harapan untuk vaksin Janssen telah didukung oleh data awal Pfizer karena keduanya menargetkan bagian dari virus yang disebut protein lonjakan.
Vaksin yang tampaknya berhasil itu menyuntikkan bagian dari kode genetik virus ke para sukarelawan. Vaksin Janssen malah menggunakan virus flu biasa yang telah dimodifikasi secara genetik agar tidak berbahaya dan lebih mirip virus corona pada tingkat molekuler. Ini harus melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan melawan virus corona.
Pendekatan ini serupa dengan vaksin yang dirancang oleh University of Oxford dan AstraZeneca, yang juga sedang diujicobakan di Inggris.Â
Perbedaan halusnya adalah vaksin Janssen menggunakan virus yang biasanya menginfeksi manusia dan kelompok Oxford menggunakan virus yang menginfeksi simpanse. Tetapi semua pendekatan ini relatif baru dan eksperimental.
Â
Advertisement
Uji Coba Vaksin di Inggris
Vaksin Novavax, yang menggunakan metode yang lebih tradisional untuk menyuntikkan protein virus untuk melatih tubuh, dimulai pada bulan September di Inggris.
Hingga kini, total 25.000 orang sudah mengambil bagian dalam uji coba Covid di Inggris.
Pemerintah Inggris telah melakukan pemesanan lanjutan untuk enam vaksin COVID-19, termasuk 30 juta dosis jab Janssen.
Kate Bingham, ketua Satgas Vaksin Inggris, mengatakan: "Banyak vaksin dibutuhkan baik di sini di Inggris, maupun secara global, untuk memastikan kami dapat memberikan vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh populasi."
"Itulah sebabnya peluncuran uji coba ini untuk menetapkan keamanan, efektivitas, dan yang sangat penting daya tahan, dari vaksin Janssen begitu signifikan, dan saya akan terus mendorong orang untuk mendaftar dan mengambil bagian dalam uji coba vaksin," tambahnya lagi.Â
Infografis Vaksin COVID-19
Advertisement