Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik melaporkan rekor jumlah Virus Corona COVID-19 pada Senin 16 November, dengan Jepang menghadapi peningkatan untuk memberlakukan kembali keadaan darurat, sementara Korea Selatan memperingatkan negaranya ada di "persimpangan kritis".
Kasus harian baru di Jepang mencapai rekor 1.722 pada Sabtu, 14 November dengan titik terbanyak ada di utara pulau Hokkaido dan prefektur barat Hyogo dan Osaka.
Advertisement
Baca Juga
Dikutup dari laman Channel News Asia, Selasa (17/11/2020) di Tokyo, kasus Virus Corona COVID-19 telah mendekati 400 orang dalam beberapa hari terakhir, level yang sebelumnya tidak terlihat sejak awal pandemi Agustus 2020.
Analis memperkirakan peningkatan infeksi memperlambat pemulihan ekonomi negara terbesar ketiga dunia itu, yang tumbuh pada laju tercepat dalam catatan pada kuartal ketiga.
Putus asa untuk mempertahankan momentum ekonomi, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa situasi tidak menjamin pemberlakuan kembali keadaan darurat atau penghentian kampanye pemerintah untuk mendorong perjalanan domestik dan pariwisata.
Jepang pertama kali mengadopsi keadaan darurat pada bulan April 2020 dan mencabut aturan itu pada bulan berikutnya. Sejak itu, Tokyo telah melonggarkan pembatasan untuk meningkatkan ekonomi dan mempersiapkan Olimpiade tahun depan yang ditunda.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach bertemu Suga pada Senin, 16 November dan mengatakan dia "sangat, sangat yakin" bahwa penonton akan dapat dengan aman menyaksikan Olimpiade di stadion.
Berita tentang vaksin yang berpotensi sukses dari Pfizer telah memicu optimisme bahwa Olimpiade dapat berjalan sesuai rencana tahun depan.
Di Korea Selatan, para pejabat melaporkan lebih dari 200 kasus virus corona untuk hari ketiga berturut-turut karena pemerintah mempertimbangkan pengetatan jarak sosial.
"Kami berada di persimpangan jalan kritis di mana kami mungkin harus menyesuaikan kembali aturan jaga jarak," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo.
"Situasi saat ini berubah menjadi sangat berbahaya mengingat meningkatnya infeksi dari kehidupan sehari-hari dan kecepatan penyebaran yang tak ada henti-hentinya."
Di Australia, 14 kasus baru dilaporkan di wilayah Australia Selatan pada Senin, 16 November 2020 setelah rentetan infeksi berbulan-bulan di negara bagian itu berakhir pada akhir pekan.
Seorang pejabat mengatakan cluster tersebut kemungkinan terhubung ke hotel untuk wisatawan yang dikarantina.
Beberapa negara bagian lain memberlakukan pembatasan perbatasan baru karena wabah tersebut sangat mengancam.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kasus baru itu adalah "pengingat, bahkan setelah penguncian, bahkan setelah selama ini, Virus Corona belum pergi ke mana pun."
Saksikan Video Berikut Ini:
India, China, dan Indonesia
India akan menerbangkan dokter dari daerah lain ke ibu kota, New Delhi, dan tingkat pengujian ganda di negara itu.
Sementara peningkatan kasus harian di India berada di bawah angka 50.000 selama delapan hari berturut-turut, sekitar setengah dari puncaknya, Delhi telah mencatat lebih dari 7.000 infeksi harian dalam beberapa hari terakhir.
Indonesia, yang memiliki jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara, telah melaporkan lonjakan baru setelah tingkat infeksi tanda-tanda tidak berubah dalam beberapa pekan terakhir. RI mengumumkan rekor lompatan harian 5.444 infeksi pada Jumat, 14 November.
China, tempat pandemi dimulai akhir tahun 2019 melaporkan delapan infeksi baru pada pada Minggu, 15 November turun dari 13 hari sebelumnya.
Beijing meningkatkan pengujian makanan beku setelah berulang kali mendeteksi virus pada produk impor, meskipun Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan risiko tertular COVID-19 dari makanan beku rendah.
Taiwan, yang telah mengendalikan pandemi dengan baik, diperkirakan akan mengumumkan tindakan yang lebih ketat minggu ini setelah peningkatan kasus positif yang diimpor dari luar negeri.
Taiwan melaporkan delapan kasus baru pada hari Jumat, 13 November -- semuanya diimpor, tertinggi dalam satu hari sejak 19 April.
Advertisement