Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand, seorang pria membuat pernyataannya sendiri: dengan masak dan makan daging babi panggang.
Bersama dengan para pengunjuk rasa, ia melakukan piknik dadakan pada Rabu, 18 November malam di luar markas polisi Thailand.
Padahal kala itu banyak pengunjuk rasa menyirami markas polisi yang ada di wilayah itu dengan cat dan mencoret dinding.
Advertisement
Baca Juga
"Bagi mereka yang masih di rumah, tidak ikut aksi dan menganggap ada kekerasan atau kami menggunakan kekerasan pada pihak berwajib, saya ingin tunjukkan tidak ada kekerasan," ujar pria yang menyebut namanya sebagai Mew seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (20/11/2020).
Sebelumnya, ia sempat mengikuti demonstrasi selama berbulan-bulan. Ia jadi saksi ketika ketika banyak orang terluka ketika polisi menggunakan gas air mata dan meriam air (water canon) untuk mendorong mundur pengunjuk rasa.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan bahwa semua undang-undang akan digunakan terhadap pengunjuk rasa yang melanggar aturan.
Para pengunjuk rasa menuntut pemecatan sang perdana menteri, adanya konstitusi baru dan reformasi monarki.
Makan babi panggang telah menjadi simbolisme di Thailand sebagai bentuk permainan kata-kata yang digunakan untuk mengejek ungkapan pujian bagi monarki yang berlaku selama ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kelompok Pro-Demokrasi Unjuk Rasa di Markas Polisi Thailand
Sementara itu, pada Kamis, 19 November 2020, kelompok pro-demokrasi di Thailand mengadakan demo di depan markas polisi. Mereka protes karena gagasan amendemen konstitusi ditolak.
Dilaporkan Bangkok Post, mereka berdemo pada siang hingga sekitar pukul 20.30 di persimpangan Rachaprasong. Markas polisi Thailand tak jauh dari lokasi demo.
Sebelum pendemo pulang, mereka menyemprot markas polisi dengan semportan warna serta tulisan dengan kalimat kasar.
Kepolisian Thailand telah mengingatkan bahwa pendemo yang mencoba menyerang markas polisi akan menerima respons tegas.
Advertisement