Sukses

Kemenkes Denmark: Mutasi Corona COVID-19 dari Ternak Cerpelai Bakal Berakhir

Dua minggu lalu, Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan di negara itu dimusnahkan untuk mengekang wabah COVID-19 yang meluas di peternakan.

Liputan6.com, Copenhagen - Strain baru dari mutasi Virus Corona COVID-19 yang berasal dari peternakan cerpelai di Denmark "kemungkinan besar" tak akan bertahan lama alias bakal punah. Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan setempat.

Pernyataan ini dianggap sebagai jawaban di tengah kekhawatiran strain baru tersebut dapat membahayakan vaksin COVID-19 yang saat ini tengah diciptakan oleh ahli.

"Tidak ada lagi kasus semacam ini yang telah terdeteksi sejak 15 September, itulah sebabnya institusi terkait di Denmark menilai bahwa strain ini kemungkinan besar telah punah," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Dua minggu lalu, Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan di negara itu dimusnahkan untuk mengekang wabah COVID-19 yang meluas di peternakan.

Situasi juga diperburuk oleh penemuan varian yang bermutasi, yang menurut pihak berwenang menunjukkan berkurangnya sensitivitas terhadap antibodi.

Pada Rabu kemarin, Menteri Pangan dan Pertanian Denmark mengundurkan diri setelah pengakuan oleh pemerintah bahwa mereka tidak memiliki dasar hukum yang tepat di balik perintah pemusnahan tersebut, sehingga berpotensi melanggar konstitusi.

Partai-partai oposisi di Denmark meminta Perdana Menteri Mette Frederiksen untuk mundur dengan mengatakan bahwa dia pada akhirnya yang harus bertanggung jawab.

Frederiksen telah meminta maaf secara terbuka, tetapi mempertahankan keputusan untuk menyisihkan semua cerpelai itu masuk akal dan berdasarkan penilaian oleh otoritas kesehatan.

Dalam kesempatan itu, Kementerian Kesehatan pada Kamis, 19 November juga mengumumkan akan melonggarkan pembatasan yang diberlakukan dua minggu lalu untuk mengekang penyebaran Virus Corona COVID-19.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Sempat Picu Lockdown di Denmark

Sebelumnya, pemerintah Denmark mengumumkan pembatasan baru yang jauh lebih ketat pada Kamis, 5 November 2020 setelah pihak berwenang menemukan bahwa versi mutasi dari virus corona di hewan cerpelai yang ditemukan pada manusia.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memperingatkan bahwa mutasi dapat mengancam keefektifan vaksin Corona COVID-19 di masa depan.

Dia mengatakan, virus yang bermutasi ditemukan melemahkan kemampuan untuk membentuk antibodi, demikian dikutip dari laman DW.com.

Akibatnya, tujuh kotamadya di utara negara itu, rumah bagi sebagian besar peternakan cerpelai Denmark, akan memberlakukan pembatasan pergerakan melintasi garis kabupaten.