Liputan6.com, Kampala - Unjuk rasa terjadi di ibu kota Uganda antara pendukung oposisi dan kepolisian. Kelompok oposisi tak terima saat capres mereka ditangkap polisi.
Jalan-jalan di pusat kota Kampala di tutup sebagaimana polisi patroli di jalanan, serta menembak perusuh. 16 orang dilaporkan tewas dan 45 lainnya terluka.
Advertisement
Baca Juga
Capres yang ditangkap adalah penyanyi bernama Robert Kyagulanyi (Bobi Wine).
Dilansir VOA News, Jumat (20/11/2020), aparat menggunakan senjata api untuk memukul mukur pendemo. Kementerian informasi di Uganda menyalahkan adanya pembuat masalah.
Jubir Polisi Metropolitan Kampala, Patrik Onyango, berkata aparat menangani pendemo rusuh yang berencana melakukan aksi pembakaran di Uganda setelah capres mereka ditangkap.
Ia menyebut polisi turut melakukan tindakan karena ada pendemo yang melempar batu, menjarah, dan merusak properti. Polisi Uganda juga menahan ratusan orang.
"Operasi kemarin dan hari ini telah kita catat ada 16 orang meninggal. Kita juga telah melakukan penangkapan, sejak kemarin dan hari ini; totalnya 350," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Capres Ditangkap
Polisi menangkap capres Bobi Wine setelah diperingati melanggar protokol COVID-19.
Anggota partai Bobi di Platform Persatuan Nasional berkata mereka tak diizinkan menengok. Hal itu disebut mengkhawatirkan karena lokasi penahanan Bobi Wine berada di penjara Nalufenya yang punya reputasi suram.
"Mereka menolak memberikannya akses ke pengacara, mereka menolak memberikannya akses ke dokter. Mereka menolak memberikan akses ke keluarga dan segalanya," ujar Joel Ssenyonyi, jubir partai Platform Persatuan Nasional.
"Jadi kita tidak tahu kondisinya saat ini, itu sangat mengkhawatirkan karena di Nalufenya sudah dikenal lama karena membunuh orang, melukai orang, meracuni orang, mereka menyuntik orang dengan sesuatu dan sebagianya," ujar Joel Seenyenyo
Advertisement
Kampanye Berhenti
Kandidat presiden yang lain juga menahan kampanye mereka hingga Bobi Wine dilepas.
Bobi Wine ternyata bukan satu-satunya capres yang ditangkap. Capres dari partai Forum Perubahan Demokrasi, Patrick Amuriat Oboi, juga ditangkap.
Capres dari Aliansi Transformasi Nasional, seorang pensiunan jenderal bernama Mugisha Muntu, berkata pemilu tak bisa lanjut dalam kondisi sat ini.
"Tidak masuk akal mengadakan pemilu ketika kandidat presiden ditahan," ujar Mugisha Muntu.