Liputan6.com, Bangkok- Para pengunjuk rasa di Bangkok, Thailand tampak membawa sejumlah pelampung plastik berbentuk bebek warna kuning, dalam aksi demo pada 18 November 2020, yang menuntut reformasi monarki dan kemunduran Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dari jabatannya.
Puluhan mainan pelampung itu muncul di antara kerumunan demonstran yang mencapai sekitar 20.000 orang, ketika para aktivis turun ke markas besar polisi nasional Thailand untuk melemparkan cat dan mencoret-coret slogan yang menandai anti-kerajaan di jalan-jalan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (20/11/2020).
Bebek karet tersebut pun menjadi salah satu simbol protes kalangan muda di Thailand.
Advertisement
Cuplikan video yang disebut sebagai "revolusi bebek karet" menjadi topik yang banyak dibicarakan di media sosial dalam beberapa hari terakhir ini.
Pada 18 November, konfrontasi juga terjadi ketika enam orang ditembak dalam bentrokan antara kaum royalis dan aktivis demokrasi.
Saksikan Video Berikut Ini:
Komentar Warganet Soroti Makna Mainan Bebek dalam Aksi Protes
"Jika politik berjalan dengan baik, maka mainan bebek hanya akan digunakan di kolam renang," sebut salah satu seorang pengguna laman media sosial Twitter.
"Bebek adalah pejuang, tidak peduli seberapa banyak orang mengganggunya, dia tetap tersenyum," ujar seorang pria Thailand di postingan Twitter dengan mencantumkan gambar mainan bebek yang tampak rusak dan sedikit kempes.
Di sisi lain, kehadiran mainan bebek plastik dalam aksi protes juga memunculkan beberapa karya seni.
Seniman Thailand, Wannasin "Matthew" Inpin menggunakan komputer tabletnya untuk membuat hasil karya ilustrasi.
"Bebek karet sangat rapuh dan saya pikir ini sama sekali bukan perjuangan yang adil, tetapi saya pikir tindakan ini menunjukkan kepada para pengunjuk rasa? Keberanian dan kekuatan untuk melawan," katanya kepada AFP.
"Itu sebabnya saya menggambar bebek sebagai hewan kuat yang melindungi pengunjuk rasa dan tidak takut pada kediktatoran," ungkapnya.
Advertisement