Liputan6.com, Kabul - Sejumlah roket meledak di beberapa daerah pemukiman warga Kabul, ibu kota Afghanistan, saat jam sibuk, Sabtu 21 November 2020.
Ledakan itu terjadi di dekat wilayah tempat para diplomat asing beraktivitas, Reuters melaporkan, dikutip dari Antara, Sabtu (21/11/2020).
Usai ledakan, bunyi sirine meraung-raung dari sejumlah kantor kedutaan besar asing. Insiden itu terjadi dua hari jelang negara-negara donor dan Pemerintah Afghanistan bertemu di Jenewa, Swiss, pada 23-24 November 2020.
Advertisement
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian, mengatakan tiga warga sipil tewas akibat serangan tersebut dan 11 orang luka-luka. Namun, seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan petugas mengangkut lima jenazah dan 21 orang yang luka-luka ke rumah sakit.
Baca Juga
Arian mengatakan teroris memasang roket-roket di truk berukuran kecil untuk ditembakkan ke arah pemukiman warga. Otoritas keamanan di Afghanistan masih berlangsung untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota.
Sejumlah warga merekam peristiwa roket terbakar dan tayangan itu kemudian diunggah ke media sosial. Beberapa foto yang tersebar di media sosial Facebook menunjukkan banyak mobil rusak serta ada lubang besar di sisi samping sebuah bangunan.
Taliban menyebut serangan itu tidak dilakukan oleh pihaknya. Taliban merupakan kelompok ekstremis yang lama berusaha merebut kekuasaan dari Pemerintah Afghanistan.
Walaupun demikian, serangan teror dari Taliban dan kelompok radikal lainnya terus meningkat sejak perundingan damai antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan mandek. Sebagian besar teror diluncurkan di Kabul, kota berpenduduk lebih dari lima juta jiwa.
Beberapa pria bersenjata pada awal bulan ini menembak warga di Universitas Kabul, Afghanistan. Aksi itu menyebabkan 35 orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah mahasiswa.
Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Simak video pilihan berikut:
Menlu Retno Desak Dewan Keamanan PBB untuk Hentikan Kekerasan di Afghanistan
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak semua pihak terkait untuk segera bertindak guna menghentikan kekerasan di Afghanistan.
"Karena kekerasan hanya akan mengikis upaya perdamaian dan kepercayaan di antara rakyat Afghanistan," kata Retno dikutip dari Kemlu.go.id (21/11/2020), menyusul terus terjadinya kekerasan di Afghanistan dimana korbannya capai lebih dari 6.000 orang tahun ini.
Pernyataan tegas ini disampaikan Retno dalam pertemuan Arria Formula Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai Proses Perdamaian di Afghanistan, yang diselenggarakan secara virtual pada hari Jumat, 20 November 2020.
Pertemuan itu dipimpin oleh Menlu Estonia dan dihadiri oleh Presiden dan Menlu Afghanistan serta Menlu Qatar, Finlandia, Norwegia dan Jerman. Pertemuan menghadirkan sejumlah briefers, diantaranya Special Representative of the Secretary-General for Afghanistan, Deborah Lyons; anggota tim negosiasi Afghanistan, Fatima Gailani; dan Asia Director dari International Crisis Group, Laurel Miller.
Advertisement