Sukses

Lansia di Spanyol Akan Dapat Prioritas Vaksin COVID-19

Lansia di Spanyol akan berada di barisan depan pada vaksinai COVID-19.

Liputan6.com, Madrid - Pemerintah Spanyol menetapkan lansia di nursing home akan berada di garis depan dalam penerimaan vaksin COVID-19. Pegawai yang merawat mereka, serta petugas medis, juga mendapat prioritas.

Spanyol akan mulai melakukan imunisasi nasional kepada 47 juta rakyatnya pada Januari tahun depan. Targetnya mayoritas masyarakat sudah diimunisasi pada pertengahan 2021.

"Pada tahap awal, kita akan fokus pada kalangan yang paling rentan yang terdiri atas 2,5 juta orang," ujar Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa seperti dilansir The Local, Rabu (25/11/2020).

Berdasarkan data di Spanyol, ada lebih dari 20 ribu penghuni nursing home yang meninggal akibat COVID-19 antara Maret dan Juni. Korbannya adalah lansia dan kelompok difabel.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 1,5 juta kasus COVID-19 di Spanyol. Korban jiwa mencapai 43 ribu orang.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Vaksin Gratis

Vaksin di Spanyol akan didistribusi secara gratis, melalui sistem kesehatan nasional.

Menkes Salvador Illa menyebut Spanyol akan memiliki pasokan vaksin untuk memastikan semua populasi bisa disuntik pada 2021.

Meski demikian menyebut vaksinasi bersifat sukarela. Ini mirip dengan Prancis yang berkata tidak akan mewajibkan vaksinasi COVID-19.

Makin banyak negara-negara barat yang berkata akan mulai vaksin pada akhir tahun atau awal tahun depan. Amerika Serikat menarget untuk memberikan vaksin ke 20 juta orang pada Desember mendatang. 

Prancis juga akan memulai pemberian vaksin COVID-19 pada akhir Desember 2020 sampai Januari 2021.

3 dari 4 halaman

WHO Imbau Masyarakat Miskin Tak Tertinggal Perihal Vaksin COVID-19

 Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan bahwa orang termiskin dan paling rentan di dunia tidak boleh "diinjak-injak" untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin yang berhasil harus didistribusikan secara adil, dan dana sebesar $4,3 miliar (sekitar Rp 60 triliun) diperlukan untuk membantu mendanai skema pendistribusian vaksin. Demikian seperti mengutip BBC, Selasa 24 November 2020. 

Dia mengatakan pertanyaannya adalah "bukan apakah dunia mampu untuk berbagi ... tapi apakah dunia mampu untuk tidak melakukannya".

Empat vaksin kini telah melaporkan hasil yang baik dari uji coba tahap akhir.

Yang terbaru terbukti sangat efektif dalam menghentikan orang yang mengembangkan gejala Covid-19 adalah vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin tersebut dinilai jauh lebih murah untuk diproduksi daripada dua lainnya yang baru-baru ini diumumkan, dan dapat berdampak lebih besar di seluruh dunia.

Oxford jab, yang menurut para peneliti dapat menawarkan perlindungan hingga 90% juga lebih mudah disimpan dan diangkut daripada vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, serta akan dipasok dengan harga mahal ke negara-negara berkembang.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19: