Sukses

Gelar Pernikahan Rahasia Saat Pandemi COVID-19, Sinagoge New York Didenda Rp 212 Juta

Sebuah sinagoge Yahudi Ortodoks didenda oleh pihak berwenang New York, AS setelah ribuan orang kedapatan menghadiri sebuah acara resepsi pernikahan.

Liputan6.com, New York- Sebuah sinagoge Yahudi Ortodoks telah diberikan denda oleh pihak berwenang Kota New York, AS setelah ribuan orang didapati berkumpul untuk menghadiri sebuah acara resepsi pernikahan. 

Dilaporkan AFP, Rabu (25/11/2020) acara resepsi itu digelar secara diam-diam, yang melanggar kebijakan pembatasan untuk mencegah penyebaran COVID-19. 

Wali Kota New York, Bill de Blasio mengatakan bahwa tempat ibadah penganut Hasidisme itu didenda sebesar 15.000 dollar AS (Rp. 212 juta) karena acara yang digelar pada 8 November, yang diselenggarakan tanpa sepengetahuan pejabat kota. 

Pemerintah Kota New York mengeluarkan denda menyusul beredarnya sebuah video resepsi pernikahan di media sosial, yang menunjukkan ribuan orang tampak menghadiri acara tersebut, dan terlihat bernyanyi dan menari tanpa mengenakan masker. 

"Tampaknya ada upaya yang sangat sadar untuk menyembunyikan apa yang sedang terjadi. Dan itulah yang membuatnya semakin tidak bisa diterima," ujar de Blasio.

Kasus ini diketahui merupakan contoh terbaru dari ketegangan antara pejabat dan komunitas Ortodoks terkait aturan social distancing yang diberlakukan untuk meredam penyebaran Virus Corona COVID-19, yang merusak lingkungan Ortodoks pada musim semi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Aksi Protes di Brooklyn Soal Pembatasan Kegiatan Keagamaan

Dalam peristiwa pada Oktober 2020, sebuah daerah di New York, yaitu Brooklyn, menghadapi aksi protes terhadap tindakan lokal yang menempatkan pembatasan pada tempat ibadah dan penutupan bisnis yang tidak penting dalam upaya untuk menangkis gelombang kedua COVID-19. 

Para pemimpin kota dan negara bagian mengatakan bahwa langkah-langkah itu diperlukan untuk membendung lonjakan infeksi, yang bertepatan dengan berkumpulnya orang Yahudi Ortodoks dalam jumlah besar untuk merayakan hari-hari suci yang penting.

Namun, anggota komunitas Ortodoks menyebutkan bahwa mereka didiskriminasi secara tidak adil dan dilarang menjalankan kegiatan keagamaan mereka.

Sebelumnya, pada Oktober 2020, para pemimpin Ortodoks membatalkan acara pernikahan lain di bawah tekanan dari pihak berwenang, yang diperkirakan akan dihadiri oleh 10.000 tamu.

Acara pernikahan terbaru berlangsung di kuil Yetev Lev di Williamsburg setelah undangan disebarkan dari mulut ke mulut, tanpa poster yang mengiklankannya di dinding sinagoge, tulis surat kabar Hasid yang mengetahui tentang perayaan itu sebelumnya, menurut New York Times.

3 dari 3 halaman

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona