Liputan6.com, Jakarta- Presiden terpilih Joe Biden sedang menyusun anggota kabinetnya sembari mempersiapkan waktunya pindah ke Gedung Putih.
Kabinet terdiri dari wakil presiden dan kepala 15 departemen eksekutif: Agriculture, Commerce, Defense, Education, Energy, Health and Human Services, Homeland Security, Housing and Urban Development, Interior, Justice, Labor, State, Transportation, Treasury dan Veterans Affairs.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa posisi penting lainnya juga memiliki peringkat setingkat Kabinet, termasuk kepala staf Gedung Putih, Administrator Badan Perlindungan Lingkungan, direktur Kantor Manajemen & Anggaran, Duta Besar Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, Administrator Administrasi Bisnis Kecil, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Direktur Intelijen Nasional.
Semua posisi kabinet dari Joe Biden akan membutuhkan konfirmasi Senat. Sejauh ini, baru ada sejumlah nama yang dipilih Joe Biden, berdasarkan laporan dari CNN, salah satunya adalah Antony Blinken sebagai Secretay of State.
Kemudian dalam daftar kabinet Joe Biden ada nama Alejandro Mayorkas sebagai Secretary of Homeland Security, Ron Klain sebagai Chief of Staff, Avril Haines sebagai National Intelligence Director, Jake Sullivan sebagai National Security Adviser dan Linda Thomas-Greenfield sebagai UN Ambassador.
Lalu Joe Biden juga dikabarkan menunjuk Janet Yellen untuk memimpin departemen keuangan. Selain itu, John Kerry juga dipilih Joe Biden menjadi pimpinan teratas menangani masalah iklim, dan Avril Haines sebagai wanita pertama yang memimpin intelijen.
Saksikan Video Berikut Ini:
Butuh Pendekatan Baru
Presiden terpilih Joe Biden memperkenalkan Antony Blinken, pilihannya untuk mengepalai Departemen Luar Negeri, di The Queen theater 24 November di Wilmington.
Avril Haines adalah calon dari kubu Biden yang menjadi wanita pertama memimpin komunitas intelijen AS. Dia adalah mantan wakil direktur CIA dan wakil penasihat keamanan nasional. Biden menggambarkannya sebagai seorang profesional yang mampu mengepalai bidan itu.
Sebagai duta besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Biden memilih seorang wanita kulit hitam yang dibesarkan di Louisiana yang terpisah oleh seorang ayah yang buta huruf.
Kisah-kisah pribadi dari masing-masing anggota kabinet disampaikan oleh Biden dalam perkenalan ke publik.
Terlepas dari pengalaman mereka yang luas, Biden mengatakan pendekatan baru diperlukan untuk menghadapi ancaman besar seperti perubahan iklim, proliferasi nuklir, ancaman dunia maya, dan penyebaran otoritarianisme.
"Sementara tim ini memiliki pengalaman dan pencapaian yang tak tertandingi, mereka juga mencerminkan gagasan bahwa kami tidak dapat memenuhi tantangan ini dengan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah," kata Biden Selasa di The Queen theater dikutip dari laman USAToday.
Advertisement