Sukses

Di Tengah Laporan Foto Syur Selir Raja, Demo di Thailand Targetkan Kekayaan Kerajaan

Kota Bangkok kembali menghadapi aksi unjuk rasa pada 25 November 2020, yang menuntut penyerahan kendali atas kekayaan besar kerajaan Thailand.

Liputan6.com, Bangkok- Ribuan aktivis demokrasi Thailand kembali menggelar aksi unjuk rasa di Bangkok pada 25 November 2020. Aksi unjuk rasa kali ini menuntut Raja Maha Vajiralongkorn menyerahkan kendali atas kekayaan besar monarki.

Aksi ini terjadi di tengah tersiar kabar beredarnya sejumlah foto syur dan intim Sineenat Wongvajirapakdi, salah satu selir Raja Thailand bocor. 

Dilansir AFP, Kamis (26/11/2020) sekitar 7.000 demonstran - banyak di antara mereka yang membawa mainan bebek plastik yang telah menjadi simbol gerakan protes di Thailand - turun ke jalan dekat markas besar Siam Commercial Bank (SCB) dalam rangka memprotes kerahasiaan terkait pengaturan keuangan Raja Maha Vajiralongkorn.

Demonstrasi itu diketahui terjadi setelah polisi memanggil 12 pemimpin protes untuk diinterogasi atas tuduhan pencemaran nama baik kerajaan - penggunaan pertama hukum lese majeste Thailand dalam hampir tiga tahun.

Diketahui bahwa Thailand, selama berbulan-bulan menghadapi protes yang dipimpin oleh kalangan pemuda yang menuntut konstitusi baru, reformasi monarki yang tak tersentuh, dan kemunduran Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha.

Atribut bebek kuning, yang dikenakan banyak pengunjuk rasa, kali ini ditampilkan dari kaos, topi, dan helm, setelah beberapa waktu lalu menggunakan versi mainan pelampung untuk melindungi diri dari meriam air dan gas air mata oleh polisi.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Kemunculan Isu Foto Syur Selir Raja Thailand, Sineenat Wongvajirapakdi

Di hari yang sama, saat aksi unjuk rasa terjadi, muncul laporan yang menyebutkan kebocoran foto-foto syur dan intim Sineenat Wongvajirapakdi, yang merupakan salah satu selir Raja Thailand.

Melansir laman Euro Weekly News, foto tersebut diketahui milik Sineenat "Koi" Wongvajirapakdi yang sebelumnya sempat diberhentikan oleh Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Menurut jurnalis bernama Andrew MacGregor Marshall, yang kerap menyoroti isu politik Thailand, ia menerima kartu memori pada Agustus 2020 lalu, yang berisi 1.450 gambar dari tiga iPhone milik Sineenat Wongvajirapakdi. Sebagian besar foto di antaranya adalah selfie eksplisit seksual, yang mungkin telah ia kirimkan kepada Raja.

Dia menjelaskan di Twitter bahwa foto-foto itu diterima segera setelah dia dibebaskan dari penjara wanita Bangkok usai mendekam di sana selama 9 bulan.

Alamat pengirim dari kartu memori tersebut beserta surat yang disertakan, menyatakan bahwa foto-foto itu telah diperoleh peretas Thailand yang menentang monarki, tetapi Marshall tidak percaya ini benar.

Dia percaya "perebutan kekuasaan" dalam Keluarga Kerajaan Thailand mungkin adalah alasan bocornya foto selir Raja Thailand.

3 dari 4 halaman

Aset Raja yang Tuai Pertanyaan dan Kritik Publik Thailand

Beberapa hari lalu, para pengunjuk rasa menggambarkan grafiti anti-kerajaan di sekitar markas polisi di pusat kota Bangkok.

Kemudian pada 25 November, mereka menyerukan agar sang raja menyerahkan kendali atas "setiap sen, setiap baht" dari kekayaannya yang besar.

Segera setelah berkuasa setelah kematian ayahnya pada tahun 2016, Raja Maha Vajiralongkorn mengambil kendali Biro Properti Mahkota (Crown Property Bureau), yang mencakup aset di bank, perusahaan, dan real estat utama.

Sebelumnya, dewan biro tersebut dipimpin oleh menteri keuangan dalam pengaturan yang memberikan pengawasan publik.

Menurut beberapa ahli, aset itu bernilai US$ 30- US$ 60 miliar.

Gail (53 tahun), yang berprofesi sebagai seorang konsultan di Bangkok, mengungkapkan keprihatinannya atas kendali raja pada biro tersebut.

"Kami tidak tahu bagaimana dia mengelolanya. Bagaimana dia menggunakannya," kata Gaill kepada AFP.

"Dia harusnya hidup hemat. Dia tidak peduli dengan situasi ekonomi. Dia tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat," sebutnya. 

Awalnya, para pengunjuk rasa berencana menggelar aksi protes di luar markas besar Biro Properti Mahkota, membuat polisi mengunci daerah itu dengan kawat dan deretan kontainer. 

Namun pada Rabu malam (25 November) para pengunjuk rasa mengalihkan aksi protes ke kantor utama Siam Commercial Bank - di mana raja memegang saham utama - untuk menghindari potensi bentrokan dengan polisi dan unjuk rasa saingan ultra-royalis. 

Aksi unjuk rasa beberapa hari lalu juga melukai 55 orang dan enam orang tertembak dalam bentrokan dengan kalangan royalis. 

Kasus penembakan tersebut pun masih dalam penyelidikan. 

4 dari 4 halaman

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker