Liputan6.com, New Delhi - Beijing mengecam India pada Rabu, 25 November 2020 setelah adanya larangan tahap lain dari aplikasi milik China karena alasan keamanan nasional.
Pelarangan ini dilakukan oleh India di tengah ketegangan antara China dan New Delhi setelah bentrokan mematikan pada Juni 2020 di daerah perbatasan yang disengketakan.
Advertisement
Baca Juga
Sedikitnya, 20 tentara India tewas sementara prajurit China juga ada yang tewas, namun tak dijelaskan lebih lanjut, demikian dikutip dari laman france24, Kamis (26/11/2020).
India melarang 43 aplikasi China pada Selasa, 24 November, termasuk beberapa dari raksasa e-commerce Alibaba -- karena dianggap mengancam "kedaulatan dan integritas".
China mengatakan, pihaknya memiliki "keprihatinan serius" tentang langkah tersebut.
"Metode yang relevan jelas melanggar prinsip pasar dan pedoman WTO, dan sangat merugikan hak dan kepentingan hukum perusahaan China," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian dalam jumpa pers reguler di Beijing.
"India harus segera memperbaiki metode diskriminatif ini untuk menghindari kerusakan yang lebih besar pada kerja sama bilateral," katanya.
New Delhi sebelumnya telah menarik 59 aplikasi China, termasuk platform berbagi video TikTok yang sangat populer dari pasar domestiknya yang besar.
Lalu, 118 aplikasi seluler China lainnya juga dilarang pada September 2020.
Saksikan Video Berikut Ini:
Alibaba Termasuk
Bagian terbaru dari aplikasi yang dilarang termasuk AliExpress Alibaba dan layanan pengiriman Lalamove, serta aplikasi kencan dan streaming.
Investasi Alibaba di pasar online India yang berkembang pesat termasuk platform pembayaran digital Paytm.
Sentimen anti-China telah melonjak di India sejak bentrokan di negara itu dan memicu seruan untuk memboikot barang dari negara tetangga.
Impor India dari China, yang didominasi oleh mainan, kosmetik, peralatan rumah tangga, komponen mobil dan baja, mencapai $ 74,9 miliar tahun lalu, menurut New Delhi.
Advertisement