Liputan6.com, Jakarta - PMÂ Kerajaan Inggris Raya Boris Johnson menetapkan rencana ambisius untuk memperbarui ekonomi hijau, termasuk mengakhiri penjualan mobil baru berbahan bakar bensin dan diesel pada tahun 2030. Selain itu juga langkah-langkah baru untuk menjadi pemimpin dunia dalam penangkapan gas karbon.
Semua negara, termasuk Indonesia, sedang mendorong perekonomiannya untuk bertahan dan pulih dari COVID-19.
Dengan pemikiran serta imajinasi yang cerdas, upaya penanganan krisis iklim bisa dilakukan secara bersamaan dengan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19.
Advertisement
Perdana Menteri Boris Johnson pun telah menetapkan rencana sepuluh poin yang ambisius untuk revolusi industri hijau, yang akan membantu Kerajaan Inggris Raya untuk terus maju dan berkontribusi terhadap perubahan iklim pada tahun 2050.
Perencanaan ini mencakup aspek energi bersih, transportasi, alam, teknologi inovatif, serta menciptakan dan mendukung hingga 250.000 pekerjaan. Ini adalah bagian dari upaya Perdana Menteri untuk meningkatkan kepemimpinan Inggris di isu perubahan iklim, sebelum menjadi salah satu tuan rumah KTT Ambisi Iklim pada 12 Desember dan COP26 di Glasgow tahun depan.Â
Rencana ini akan memobilisasi investasi pemerintah senilai lebih dari £12 miliar (sekitar Rp 202 T) untuk memacu dan meningkatkan jumlah investasi sektor swasta sebesar tiga kali lipat pada tahun 2030, untuk membangun pekerjaan yang ramah lingkungan dan industri untuk masa depan – baik di Kerajaan Inggris Raya maupun di seluruh dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Pandemi COVID-19 Ciptakan Kesempatan Baru
PM Boris Johnson memandang bahwa pandemi COVID-19 bisa menjadi kesempatan baru untuk membenahi masalah iklim di dunia.Â
"Meskipun tahun ini telah menjad9 sangat berbeda dari yang kami harapkan, Inggris melihat ke masa depan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi lebih hijau," ujarnya dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Inggris di Jakarta yang dimuat Kamis (26/11/2020).
Ia menyatakan pula bahwa pemulihan kesehatan, ekonomi dan juga lingkungan harus berjalan secara beriringan.
"Saat kita melihat ke depan untuk menjadi tuan rumah KTT iklim COP26 tahun depan, saya menetapkan rencana ambisius untuk revolusi industri hijau yang akan mengubah cara hidup kita di Inggris," tambah PM Boris Johnson.Â
PM Boris juga menyatakan bahwa masalah ini telah menjadi tantangan global bersama.
"Setiap negara di dunia perlu mengambil tindakan untuk mengamankan masa depan planet ini bagi anak, cucu, dan generasi kita yang akan datang," ujarnya lagi.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa pandemi membuat kita harus mengadopsi cara baru untuk menyelesaikan isu ini.
Ia juga menegaskan komitmen Inggris untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi masalah iklim dan lingkungan.
"Kami siap bekerja sama dengan Indonesia mengenai solusi terbaik untuk melakukan hal yang sama di sini, yaitu melalui program-program kami, seperti contohnya Mentari dan banyak lagi. Saya menantikan konferensi minggu depan - yang akan menunjukkan peluang besar di Indonesia," katanya.
Â
Advertisement