Liputan6.com, Saqqara - Ribuan tahun yang lalu, orang Mesir kuno dimakamkan di Saqqara, kota kuno bagi orang mati. Para pendeta menempatkannya di dalam peti mati yang dihiasi hieroglif dan sarkofagus disegel serta dikubur di kuburan yang tersebar di atas dan di bawah pasir.
Baru-baru ini, para arkeolog telah menemukan 160 peti mati manusia di situs tersebut selama tiga bulan terakhir, yang mereka rencanakan untuk disebarkan ke museum di sekitar Mesir. Mereka bahkan membuka beberapa untuk memeriksa mumi di dalamnya.
Menurut para ahli, beberapa makam Saqqara memiliki kutukan warna-warni yang tertulis di dinding untuk memperingatkan penyusup.
Advertisement
Salima Ikram, seorang Egyptologist di American University di Kairo, menganalisis beberapa mumi hewan yang ditemukan di Saqqara tahun lalu. Dia mengatakan bahwa peringatan yang tertulis di makam manusia sebagian besar berfungsi untuk mencegah penyusup yang bermaksud menodai tempat peristirahatan mumi.
"Mereka umumnya menyatakan bahwa jika kuburan dimasuki oleh orang yang tidak suci, maka semoga dewa menghukum pelanggar tersebut dan meremas lehernya seperti angsa," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ancaman akan Diteror oleh Hantu
Kutukan Saqqara seperti yang disampaikan Ikram ditemukan di makam wazir Ankhmahor, seorang pejabat firaun yang hidup lebih dari 4.000 tahun yang lalu, tepatnya selama dinasti ke-6 Mesir. Ia dimakamkan di mastaba yakni kuburan di atas tanah berbentuk kotak persegi panjang. Mastabas serupa dibangun di seluruh Mesir, termasuk di dekat piramida Giza.
Kutukan yang dimaksudkan untuk melindungi Ankhmahor, bila diterjemahkan secara kasar artinya adalah memperingatkan bahwa apa pun yang "mungkin dilakukan pelanggar terhadap ini, kuburanku, hal yang sama akan dilakukan pada properti Anda".
Ia juga memperingatkan pengetahuan wazir tentang mantra dan sihir rahasia, serta mengancam akan meneror pelanggar tersebut dengan "ketakutan melihat hantu".
Ikram mengatakan bahwa kutukan seperti itu dimaksudkan untuk mencegah perampokan pada harta yang ada di kuburan atau di dalam peti.
Advertisement
Makam Saqqara sebagai Rumah bagi Orang Mati
Dalam film dokumenter baru Netflix, "Secrets of the Saqqara Tomb", dia menjelaskan bahwa makam terlihat seperti rumah bagi orang mati di akhirat.
"Anda ingin memiliki kehidupan setelah kematian yang luar biasa, jadi Anda memiliki makam yang luar biasa, dihiasi dengan semua jenis pemandangan kehidupan yang ingin mereka nikmati selama-lamanya," kata Ikram dalam film dokumenter tersebut.
Jadi pelanggar yang tertangkap mencoba mencuri barang berharga yang dikubur bersama orang mati akan dihukum dengan cara yang sepadan dengan kejahatan mereka. Hukuman karena melanggar makam bangsawan bisa berupa pemukulan dan kemungkinan pencabutan hidung perampok. Mereka juga akan diminta untuk mengembalikan properti yang dicuri.
Namun, bagi mereka yang memiliki niat murni dan damai, kutukan itu menyebutkan bahwa dia akan melindungi mereka di istana Osiris, Penguasa Dunia Bawah Mesir. Orang Mesir kuno percaya bahwa Osiris menghakimi jiwa yang sudah mati sebelum mereka masuk ke alam baka.
Kutukan serupa muncul di beberapa makam lain di seluruh Mesir, dengan mayoritas tercatat berasal dari Kerajaan Lama antara 2575 dan 2150 SM.
Anggapan bahwa Peti Berisi Patogen Berbahaya
Namun, beberapa anggota masyarakat tidak ingin melihat para arkeolog membuka peti mati yang telah disegel selama lebih dari dua ribu tahun. Tetapi Ikram mengatakan ada sedikit risiko terkontaminasi, katakanlah, mikroba atau jamur purba dengan menangani mumi.
"Kalau orang pakai sarung tangan dan masker, pasti baik-baik saja," katanya.
Gagasan bahwa kuburan mumi bisa mengandung patogen berbahaya muncul setelah arkeolog Howard Carter menemukan makam Raja Tutankhamen pada tahun 1922.
Seorang anggota ekspedisi Carter, pendukung keuangannya George Herbert meninggal secara aneh, kematian mendadak enam minggu setelah mereka membuka ruang pemakaman Raja Tut.
Jadi, beberapa peneliti bertanya-tanya apakah makam itu berisi sejenis jamur beracun yang bisa menginfeksi dan membunuhnya. Ini menghidupkan kembali pembicaraan tentang "kutukan mumi," yang dieksplorasi penulis konsep Louisa May Alcott 50 tahun sebelumnya.
Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa Herbert meninggal karena keracunan darah dari gigitan nyamuk yang terinfeksi di pipinya. Ditambah lagi, dinding makam Raja Tut bebas kutukan.
Carter tidak pernah menaruh perhatian pada mitos kutukan mumi. Dia hidup sampai usia 64 tahun, meninggal lebih dari 20 tahun setelah penemuan yang menentukan itu.
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement