Sukses

Demonstran Thailand Kembali Demo, Pengawal Kerajaan Jadi Target Protes

Para demonstran di Bangkok kembali menggelar aksi demo dalam rangka memprotes unit pengawal Kerajaan Thailand.

Liputan6.com, Bangkok- Ratusan demonstran di Bangkok kembali menggelar demo, kali ini dalam rangka memprotes unit pengawal Kerajaan Thailand pada 29 November 2020. 

Para demonstran itu pun juga kembali membawa atribut mainan pelampung bebek - sebuah gerakan yang tak biasa oleh kalangan pro-demokrasi yang menyerukan pembatasan kekuasaan kerajaan di Thailand, seperti dikutip dari AFP, Senin (30/11/2020). 

Diketahui bahwa mainan pelampung itu digunakan para demonstran di Thailand sebagai simbol damai dalam aksi protes, meski baru-baru ini, terjadi lemparan meriam air dan gas air mata oleh pasukan keamanan setempat terhadap para demonstran tersebut.

Tetapi tuntutan mereka untuk mereformasi monarki kerajaan yang tak tergoyahkan - yang pernah menjadi topik tabu karena undang-undang pencemaran nama baik kerajaan - telah memicu serangkaian desakan yang mengejutkan ke seluruh kalangan politik dan penguasa Thailand.

Aksi protes yang digelar pada 29 November - yang terbaru dari serangkaian demo setiap harinya di seluruh Bangkok - dimaksudkan untuk menargetkan Resimen Infantri ke-11.

Bersama dengan Resimen Infantri ke-1, kedua unit tersebut ditempatkan di bawah kendali langsung Raja Maha Vajiralongkorn pada 2019 - langkah yang dilihat oleh para ahli sebagai cara bagi raja untuk menegaskan lebih banyak otoritas.

"Kedua resimen ini pernah terlibat dalam menindak orang-orang di masa lalu,"sebut pemimpin demonstran, Parit "Penguin" Chiwarak.

"Mereka juga memainkan peran kunci dalam kudeta sebelumnya," lanjutnya. 

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Keluhan Warga Thailand Soal Penggunaan Pajak

Para pengunjuk rasa itu dilaporkan tampak mengenakan pakaian berwarna hitam yang disertakan jepit rambut dengan bebek karet kuning, sementara mereka yang berada di garis depan mengenakan masker gas dan helm - sebagai tanda kesiapan menghadapi potensi bentrokan dengan pihak berwenang setempat.

Pintu masuk, gerbang, dan dinding gedung kantor petugas keamanan tampak ditutupi oleh gulungan kawat tajam, sementara sejumlah petugas polisi dengan perlengkapan anti bentrokan berjaga-jaga. 

"Barang-barang yang digunakan untuk melawan kami dibeli dengan menggunakan pajak kami, jadi mereka menggunakan uang kami untuk merugikan kami," sebut Farng (30 tahun) seorang mahasiswa pascasarjana kepada AFP, yang menolak untuk memberikan nama lengkapnya.

"Sebagai pembayar pajak, tentara harus melayani kami, bukan monarki," katanya, seraya menambahkan "Tugas mereka seharusnya melindungi rakyat". 

Militer Thailand diketahui telah lama memposisikan pihaknya keluarga kerajaan di Thailand, yang memiliki aset yang secara konservatif diperkirakan bernilai sekitar US$30- US$ 60 miliar.

Dengan tujuannya untuk melindungi Raja, militer Thailand telah melakukan lebih dari belasan kudeta sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar