Liputan6.com, Copenhagen - Denmark akan menggali ribuan cerpelai mati, akibat bangkai-bangkai tersebut muncul dari kuburan massal.
Denmark berencana menggali ribuan cerpelai mati yang dimusnahkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dikarenakan bangkai hewan-hewan itu mulai keluar dari kuburan massal mereka.
Ratusan cerpelai mati dilaporkan muncul dari situs pemakaman mereka. Diyakini gas yang digunakan untuk membunuh mereka menyebabkan bangkai membengkak dan muncul kembali ke permukaan.
Advertisement
Kondisi tersebut mendorong media Denmark TV2 menjuluki mereka sebagai "cerpelai zombie".
Awal bulan ini, Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan untuk dimusnahkan. Langkah tersebut terpaksa dilakukan setelah menemukan 12 orang terinfeksi COVID-19 yang bermutasi, dari manusia menulari cerpelai kemudian menular lagi ke manusia.
Sekitar 17 juta cerpelai dikubur di parit di zona militer di barat Denmark. Bangkai-bangkai itu terkubur dua meter di bawah tanah, tetapi belakangan ratusan di antaranya mulai naik ke permukaan.
Pada Jumat 27 November, Menteri Pertanian Denmark, Rasmus Prehn, menyarankan satu solusi untuk menggali dan membakar cerpelai. Kendati demikian langkah tersebut membutuhkan persetujuan dari badan lingkungan.
Prehn menjadi menteri pertanian setelah pendahulunya, Mogens Jensen yang dipaksa mundur karena perintahnya untuk memusnahkan semua cerpelai yang dianggap ilegal.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Solusi dari Peristiwa Ini
Namun, ada kabar lain yang mengatakan bahwa bangkai-bangkai cerpelai tersebut akan didesinfeksi dan dikuburkan kembali.
TV2Â yang melaporkan bahwa cerpelai yang mati akan didisinfeksi dan dikubur lagi.
Di bawah menteri pertanian baru, rupanya tak juga menghentikan program pemusnahan yang menimbulkan kekhawatiran etika.
Sebuah video pemusnahan yang gagal menjadi viral di Denmark, rekaman tersebut menunjukkan seekor cerpelai hidup sendirian yang menggeliat di dalam kotak penuh dengan hewan mati lainnya.
Masalah lainnya adalah potensi dampak ekonomi dari pemusnahan tersebut, di mana industri bulu cerpelai Denmark menampung 5.500 pekerja. Spanyol dan Belanda juga telah memusnahkan kawanan cerpelai karena wabah COVID-19 pada hewan tersebut.Â
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement