Liputan6.com, Hainan - Kapal selam China Fendouzhe baru saja mencapai salah satu tempat terdalam di Bumi. Berada pada kedalaman 35.791 kaki (10.909 meter) yang sangat gelap.
Selama ekspedisi lebih dari sebulan, kapal selam Fendouzhe telah menyelesaikan 13 penyelaman ke Palung Mariana, wilayah terdalam di Bumi. Misi di bagian barat Samudra Pasifik tersebut dimulai 10 Oktober.
Dikutip dari Live Science, Selasa (1/12/2020), 8 dari 13 penyelaman itu, mencapai kedalaman 32.808 kaki (10.000 m) dan kapal selam berawak mencapai rekor kedalamannya sendiri yang melebihi ketinggian Gunung Everest.
Advertisement
Rekor dunia yang pernah berada paling dalam di Bumi masih dipegang oleh Victor Vescovo, seorang investor ekuitas swasta yang menyelam hingga 35.873 kaki (10.934 m).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kapal Selam Fendouzhe Capai Dasar Palung Mariana
Kedalaman maksimum yang dicapai oleh Kapal Selam Fendouzhe melebihi penyelaman solo yang dilakukan oleh sutradara James Cameron pada tahun 2012 hingga 35.787 kaki (10.908 m) dan kurang dari 35.800 kaki (10.912 m) yang pernah dicapai oleh kapal Trieste milik Swiss -Italia-Amerika pada 23 Januari 1960.
Menurut China Daily, kapal dan pilotnya menghabiskan waktu mereka di kapal penelitian Tansuo-1 di antara penyelaman, dan mereka "mengatasi kesulitan seperti topan, hujan, dan suhu tinggi."
Mencapai dasar Palung Mariana merupakan kebanggaan nasional bagi China, yang telah mencurahkan sumber dayanya untuk penyelaman berawak ultradeep selama lebih dari satu dekade. Menurut media tersebut, kapal selam laut dalam pertama buatan China yakni Jiaolong, mencapai kedalaman 12.332 kaki (3.759 m) pada tahun 2010.
Hal itu menempatkan China ke dalam klub yang terdiri dari segelintir negara (termasuk Amerika Serikat, Prancis, Rusia, dan Jepang) dengan kapal crewed sub-11.483 foot dives atau kapal selam berawak berkemampuan melakukan penyelaman hingga 3.500 meter.
Untuk menandai pencapaian tersebut, unit deep-sea video lander ikut serta dengan Fendouzhe pada salah satu penyelamannya.
Para peneliti mengumpulkan sampel sedimen, batuan dan biologi dari dasar palung. Proyek tersebut ditujukkan untuk menganalisis cara untuk mengatasi topan, hujan dan suhu tinggi.
Setelah sukses dalam misinya, Kapal Tansuo-1 kembali ke pelabuhan di Provinsi Hainan dengan Fendouzhe pada Sabtu 28 November.
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement