Liputan6.com, Berlin: Macan tutul salju atau Snow Leopard adalah satu dari tiga jenis satwa paling langka di dunia. Saat ini hewan yang masuk ke dalam keluarga Panthera Pardus tersebut terancam punah. Pasalnya, binatang karnivora ini diperdagangkan secara ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan. Sedang yang sudah mati, bagian tubuh seperti kulit dan tulang, diperdagangkan untuk dijadikan pajangan.
Menurut hasil penelitan Organisasi Perlindungan Satwa Liar Jerman Nabu, saat ini jumlah macan tutul salju hanya tersisa sekitar 4.500 hingga 7.500 ekor di seluruh dunia. Jumlah tersebut kemungkinan bakal berkurang. Sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah Pengunungan Asia Tengah dan Himalaya.
Sejak 1999, organisasi ini sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi macan tutul salju di Kyrgyzstan, Asia Tengah. Sebab, sejak dua tahun silam di Kyrgyzstan ini terdapat macan tutul salju dalam jumlah yang relatif besar. Negara yang terletak di sebelah barat Cina ini juga menjadi satu di antara markas pedagang hewan ilegal terbesar di dunia. Rencananya, Nabu akan melanjutkan proyek konservasi ke sejumlah negara lain di wilayah Asia Tengah.(LIA/Pin)
Menurut hasil penelitan Organisasi Perlindungan Satwa Liar Jerman Nabu, saat ini jumlah macan tutul salju hanya tersisa sekitar 4.500 hingga 7.500 ekor di seluruh dunia. Jumlah tersebut kemungkinan bakal berkurang. Sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah Pengunungan Asia Tengah dan Himalaya.
Sejak 1999, organisasi ini sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi macan tutul salju di Kyrgyzstan, Asia Tengah. Sebab, sejak dua tahun silam di Kyrgyzstan ini terdapat macan tutul salju dalam jumlah yang relatif besar. Negara yang terletak di sebelah barat Cina ini juga menjadi satu di antara markas pedagang hewan ilegal terbesar di dunia. Rencananya, Nabu akan melanjutkan proyek konservasi ke sejumlah negara lain di wilayah Asia Tengah.(LIA/Pin)