Liputan6.com, Tokyo - Tingkat popularitas Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga anjlok ke level 50,3 persen. Rakyat Jepang tidak puas dengan penanganan COVID-19 pemerintah dan meminta agar sektor kesehatan diutamakan ketimbang ekonomi.
Bulan lalu, popularitas PM Suga masih berada di level 63 persen. Ini adalah pertama kalinya sejak 2017 popularitas PM merosot lebih dari 10 poin.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Kyodo, Senin (7/12/2020), sentimen negatif terhadap PM Suga juga melonjak dari 19,2 persen bulan lalu menjadi 23,8 persen.
Sebanyak 76,2 persen responden berkata mencegah infeksi seharusnya menjadi prioritas ketimbang menggairahkan ekonomi.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada total 161 ribu kasus COVID-19 di Jepang. Pasien meninggal berjumlah 2.227. Kyodo mencatat kasus tertinggi berada di Tokyo.
55,5 persen menilai kebijakan COVID-19 pemerintah Jepang belum mumpuni, sementara yang setuju hanya 37,1 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ogah Jalan-Jalan
Warga Jepang juga tidak mengapreasiasi rencana pemerintah untuk menunjang industri pariwisata lewat kampanye Go To Travel.
Program itu memberikan subsidi bagi traveler. Akan tetapi, masyarakat masih enggan bepergian.
48,1 persen responden berkata program itu harus ditangguhkan karena khawatir akan memperparah infeksi.
Mayoritas responden, sebanyak 83,6 persen, berkata tak punya rencana jalan-jalan pada liburan Tahun Baru.
Isu Olimpiade Tokyo juga menjadi sorotan responden. Sebanyak 60 persen responden meminta rencana Olimpiade Tokyo 2021 supaya direvisi, ada juga yang meminta acara itu ditunda bahkan dibatalkan.
Survei dilaksanakan oleh Kyodo News pada 5-6 Desember 2020.
Advertisement
Jepang Akan Berikan Vaksin Gratis
Parlemen Jepang mengesahkan aturan vaksin gratis bagi penduduk untuk meredam Virus Corona COVID-19. UU itu diloloskan oleh Dewan Penasihat (Sangiin) di parlemen.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah berjanji untuk mengamankan vaksin bagi sekitar 126 juta warga Jepang pada 2021.Â
Dilaporkan Kyodo, Rabu 2 Desember 2020, UU itu merupakan revisi dari aturan vaksinasi sebelumnya. Belum jelas apakah warga asing di Jepang turut mendapat vaksin gratis.
Jepang telah memesan vaksin COVID-19 dari Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca. Anggarannya mencapai 671,4 miliar yen (Rp 90,7 triliun).
Aturan baru ini mendesak agar semua penduduk divaksin, meski begitu pemerintah mengizinkan individu menolak jika keampuhan dan keselamatan vaksinnya belum cukup terbukti.
Apabila vaksin COVID-19 memberikan efek samping, pemerintah Jepang turut akan membiayai ongkos perawatan. Biayanya akan ditanggung bersama dengan pemasok vaksin.
(1 yen = Rp 135)
Infografis COVID-19:
Advertisement