Liputan6.com, Jakarta - Survei terbaru mengungkap ada lebih dari separuh anggota pemadam kebakaran (damkar) di Departemen Pemadam Kebakaran New York City (Fire Department New York City/FDNY) yang akan menolak vaksin COVID-19. Padahal mereka yang di garis depan kota New York akan bisa mendapatkan vaksin virus corona dalam hitungan pekan.
Survei tersebut diikuti lebih dari 2.000 anggota damkar dan 55 persen dari mereka mengatakan tidak ingin divaksinasi COVID-19. Banyak dari mereka mengaku membutuhkan lebih banyak informasi sebelum menerima vaksin.
Andrew Ansbro, Presiden Uniformed Firefighters Association, dikutip portal berita Eyewitness News mengatakan sekitar 200 anggotanya saat ini sedang sakit, kurang lebih 2 persen dari total personel. Ansbro mendorong para anggotanya untuk mendapatkan vaksinasi, meski tidak wajib.
Advertisement
"Itu pilihan mereka. Kami ingin ini dilakukan di luar jam tugas dan tidak di stasiun pemadam kebakaran. Kami tidak ingin menulari para personel di pemadam kebakaran," kata Ansbro.
Dua vaksin akan segera dirilis, satu buatan Pfizer dan satu lainnya produksi Moderna. Para ahli mengatakan keduanya tampak 95 persen efektif.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
35.034 Kematian Akibat Virus Corona di New York
Pada akhir November, memo internal FDNY yang dikirim kepada para teknisi medis darurat (emergency medical technician/EMT), paramedis, dan petugas pemadam kebakaran mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 "kemungkinan akan dimulai pada pertengahan hingga akhir Desember," menunggu persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat.
Memo itu mengatakan, vaksin baik dari Moderna maupun Pfizer "TIDAK" bersifat wajib, "tetapi departemen merekomendasikan agar para anggota mempertimbangkan manfaat kesehatannya secara keseluruhan."
Paramedis dan EMT dari FDNY sangat terdampak oleh virus itu pada musim semi 2020, dengan satu dari empat petugas medis jatuh sakit selama puncak pandemi.
Departemen itu juga mencatatkan rekor menangani 6.500 lebih panggilan 911 selama hampir sepekan seiring angka rawat inap dan kematian akibat COVID-19 meroket di seantero kota.
Hingga Selasa 8 Desember pagi waktu setempat, Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins melaporkan 35.034 kematian akibat Virus Corona di Negara Bagian New York, terparah di AS.
Advertisement