Liputan6.com, Seoul- Otoritas Korea Selatan bergegas membuat tempat tidur model kontainer pada Kamis (10/12/2020). Hal itu merupakan upaya menambah fasilitas perawatan rumah sakit, guna meringankan keterbatasan fasilitas medis yang terhambat gelombang ketiga COVID-19.
Korea Selatan sejauh ini telah mencatat 682 kasus baru Virus Corona COVID-19.Â
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (10/12/2020) kenaikan dalam infeksi COVID-19 telah kembali memunculkan kekhawatiran pada kurangnya jumlah tempat tidur di rumah sakit, dan mendorong Ibu Kota Seoul untuk mulai membuat tempat tidur bermodel kontainer untuk pertama kalinya sejak awal pandemi.
Advertisement
Sementara itu, otoritas kesehatan Korea Selatan juga berencana untuk meningkatkan tes COVID-19 dengan memfasilitasi tempat pengujian sementara di sekitar 150 lokasi di seluruh wilayah Seoul yang lebih luas.Â
"Kami berupaya secara habis-habisan untuk menghentikan penyebaran di wilayah metropolitan Seoul dengan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia," terang Menteri Kesehatan (Menkes) Korea Selatan, Park Neung-hoo dalam sebuah pertemuan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sejumlah Fasilitas Perawatan dan RS Akan Diutamakan untuk Pasien Kritis
"Di atas semuanya, kami akan mengamankan pusat perawatan dan tempat tidur rumah sakit yang memadai untuk kasus-kasus kritis sehingga mereka dapat menerima perawatan yang tepat pada waktu yang tepat," lanjut Menkes Park Neung-hoo.Â
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, 682 infeksi baru yang dilaporkan pada Kamis 10 Desmber terjadi sehari setelah penghitungan harian sebanyak 686 - angka harian tertinggi kedua sejak kasus pertama COVID-19 di Korea Selatan pada Januari 2020, bahkan ketika aturan social distancing yang lebih ketat sudah mulai berlaku pekan ini.Â
Dalam sepekan terakhir, kasus-kasus baru COVID-19 di Korea Selatan kerap terhitung sekitar 600, yang diyakini terjadi di antara kelompok masyarakat yang lebih kecil dan lsulit dilacak di sekitar Seoul yang padat penduduk.Â
Advertisement