Liputan6.com, Washington D.C- Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden akan menggelar kampanye pada 14 Desember di Negara Bagian Georgia . Kampanye itu untuk dua kandidat Senat Partai Demokrat yang terlibat dalam pemilihan penting putaran kedua pada Januari 2021.
Pemilihan putaran kedua itu akan menentukan apakah Demokrat atau Republik yang akan mengontrol Senat selama dua tahun pertama kepresidenan Biden, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (11/12/2020).
Pada 10 Desember, Biden menyatakan akan tampil bersama para kandidat - pembuat film dokumenter investigasi Jon Ossoff dan pendeta Raphael Warnock - di Atlanta, ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Georgia.
Advertisement
Dalam pemilihan pada 5 Januari mendatang, kedua kandidat dari Demokrat itu menghadapi anggota Senat petahana dari Partai Republik petahana - Ossoff menyaingi Senator David Perdue dan Warnock menyaingi Senator Kelly Loeffler.
Berdasarkan jajak pendapat di Georgia, kedua pemilihan tersebut diperebutkan dengan ketat.
Saksikan Video Berikut Ini:
Demokrat Perlu Keunggulan 50-50
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence telah berkampanye di Georgia atas nama Perdue dan Loeffler.
Namun Pence akan kembali mengunjungi negara bagian tersebut untuk berkampanye pada Kamis malam waktu setempat.
Sejauh ini, Partai Republik mengantongi keunggulan 50-48 atas Demokrat di Senat AS yang mulai menjabat pada awal Januari.
Untuk mengambil kendali langsung, yang akan memberi partai tersebut mayoritas di semua komite Senat dan hak untuk menetapkan agenda Senat,Partai Republik harus meraih setidaknya satu dari dua kursi Senator dari Georgia.
Sementara Demokrat harus memenangkan kedua kursi untuk mencapai posisi 50-50, yang akan memberi Wakil Presiden terpilih Kamala Harris suara yang menentukan untuk mendukung Demokrat dan mayoritas setelah Biden dan Harris dilantik pada 20 Januari mendatang.
Georgia, diketahui telah lama menjadi benteng Republik, tetapi Demokrat telah memperoleh keuntungan besar dalam pendaftaran pemilih untuk mengubah negara bagian tersebut menjadi medan pertempuran politik.
Advertisement