Sukses

Sosok Zhou Chengyu Viral di China, Gadis Muda di Balik Suksesnya Misi Chang'e ke Bulan

Di balik suksesnya misi Chang'e-5 mendarat di Bulan, ada sosok gadis muda yang viral di China bernama Zhou Chengyu.

Liputan6.com, Jakarta - China berhasil mendaratkan pesawat antariksa Chang'e-5 di sisi terdekat Bulan pada Selasa 1 Desember malam. Di balik suksesnya misi Chang'e-5 mendarat di Bulan, ada sosok gadis muda yang viral di China bernama Zhou Chengyu.

Dia merupakan seorang komandan antariksa wanita berusia 24 tahun. Zhou Chengyu menjadi viral pada media sosial di China karena prestasinya dalam program eksplorasi Bulan Chang'e-5.

Meskipun menjadi komandan termuda di Situs Peluncuran Pesawat Antariksa Wenchang, Zhou Chengyu dikenal sebagai sosok "Kakak" sebagai tanda penghormatan. Chengyu bertanggung jawab atas sistem konektor roket, sebuah tugas yang memiliki peran penting dalam program eksplorasi.

Astronaut muda itu telah menjadi topik trending di Weibo sejak media pemerintah China menyoroti dia sebagai salah satu perempuan yang terlibat dalam keberhasilan peluncuran wahana satelit Chang'e-5 pada 23 November.

Ceritanya secara khusus telah menarik perhatian publik mengingat usianya yang masih muda. Pengguna media sosial telah merayakan "kecemerlangan" Chengyu dan menyebutnya sebagai "sumber kebanggaan" bagi negara.

Beberapa orang bercanda dengan menilik pada pencapaian masing-masing dan menanggapi bagaimana mereka tertinggal jauh jika dibangdingkan dengan Chengyu. Namun, sorotan publik terhadap perempuan asal Provinsi Guizhou itu tampaknya tidak mempengaruhi kinerjanya.

Menurut situs berita Duocai Guizhou Net, Chengyu berulang kali menolak permintaan wawancara karena dia tidak ingin ketenaran yang ia alami itu menghalangi pekerjaannya.

Tujuan dari misi Chang'e-5 yang namanya diambil dari nama seorang Dewi Bulan China, adalah untuk mengumpulkan bebatuan dan tanah bulan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang formasi Bulan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Mitos Dewi Bulan

Kebanyakan orang China mengetahui kisah mitos Chang'e, seorang Dewi Bulan China. Ini adalah kisah yang tidak berbeda dengan Romeo & Juliet - tentang seorang wanita yang meminum ramuan keabadian, tanpa sengaja tidak meninggalkan apa pun untuk suaminya, dan tanpa beban, terbang ke bulan sehingga dia dapat tetap dekat dengannya sampai dia meninggal.

Mitos ini diceritakan setiap tahun saat Festival Pertengahan Musim Gugur atau Festival Bulan China, sehingga orang tidak dapat mendengar kata "Chang'e" tanpa membayangkan gambaran romantis tentang Dewi Bulan.

Berdasarkan ini, misi China ke Bulan seperti memanggil sosok wanita yang kuat, seperti dikutip dari BBC, Jumat (11/12/20). Dan foto-foto Zhou Chengyu yang berusia 24 tahun telah tersebar di seluruh media pemerintah, dengan komentar tentang bagaimana dia adalah "tentara garis depan di bidang kedirgantaraan" dan "kakak perempuan" yang bisa dijadikan panutan bagi pemuda China.

China semakin berusaha menonjolkan sosok perempuan kuat di negaranya. Kepemimpinan tertinggi negara itu sangat didominasi pria, tetapi pada November, surat kabar nasional Global Times mengundang netizen untuk mengomentari pencapaian tahun ini oleh wanita seperti ilmuwan medis Chen Wei, juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying, dan pejuang UFC Zhang Weili.

Tetapi banyak orang di China merasa bahwa peran wanita di negara tersebut masih diremehkan, di banyak industri. Ini adalah poin pembicaraan besar di bulan September, ketika sebuah drama TV yang menyoroti peran perempuan dalam pertarungan Covid-19 di China secara luas dipandang sebagai seksis.

 

 

3 dari 3 halaman

Ambisi China Jadi Negara Adidaya Antariksa

Misi Chang'e-5 berhasil menjadi yang pertama dalam lebih dari 40 tahun yang membawa sampel Bulan kembali ke Bumi, serta, akan menjadikan China negara ketiga yang melakukan hal itu, menyusul Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Misi tersebut adalah bagian dari upaya Beijing untuk menjadi negara adidaya antariksa, dengan media China menjuluki "impian antariksa" - sebagaimana Presiden Xi Jinping menyebutnya - sebagai satu langkah dalam jalan menuju "peremajaan nasional".

Bagi China, eksplorasi ruang angkasa dipandang sebagai cara untuk menampilkan kekuatan teknologinya yang sedang berkembang, serta untuk menunjukkan dirinya sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di panggung dunia.

Profesor Ouyang Ziyuan, salah satu ilmuwan terkemuka negara itu, mengatakan kepada surat kabar resmi China, People`s Daily pada 2006, "Eksplorasi Bulan adalah cerminan dari kekuatan nasional komprehensif suatu negara."

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa robotik di sisi jauh bulan. Dalam beberapa dekade ke depan, pihaknya berencana membangun stasiun penelitian di Bulan dan mengirim orang ke Mars.